Dari sisi kinerja operasional, jumlah penumpang Whoosh sejak Oktober 2023 hingga Februari 2025 hanya mencapai sekitar 8 juta, jauh di bawah target 50-76 ribu penumpang per hari. Dengan harga tiket Rp150.000-Rp600.000 yang belum terjangkau masyarakat umum dan biaya proyek mencapai Rp110 triliun, manfaat sosial Whoosh patut dipertanyakan.
Pemahaman Keliru tentang Investasi Sosial
Dalam teori social investment, investasi sosial seharusnya berfokus pada pemberdayaan manusia melalui pendidikan, kesehatan, dan pelatihan kerja, bukan pada infrastruktur fisik semata. OECD menegaskan bahwa investasi sosial harus bersifat inklusif, berkelanjutan, dan membantu kelompok rentan.
Whoosh gagal memenuhi ketiga kriteria ini karena tidak memperluas akses masyarakat miskin, tidak mengurangi kesenjangan wilayah, dan justru menambah beban utang lintas generasi.
Kesimpulan: Antara Narasi dan Realitas
Berdasarkan analisis melalui perspektif inovasi sosial dan investasi sosial, Whoosh gagal memenuhi kriteria keduanya. Proyek ini tidak menghadirkan kebaruan sosial, tidak melibatkan publik secara memadai, tidak memperkuat kapasitas manusia, dan tidak berkelanjutan secara fiskal.
Kemajuan sejati seharusnya tidak diukur dari kecepatan kereta tiba di Bandung, melainkan dari seberapa adil semua warga dapat ikut bergerak maju bersama - dari yang kuat hingga yang tertinggal.
Artikel Terkait
Misteri Pembunuhan Mirawati Terungkap: Motif Awalnya Mencuri, Pelaku Tewas Usai Ditangkap
Biaya Haji 2026 Turun Rp 2 Juta, Bisakah Kualitas Layanan Tetap Terjaga?
Menguak Tabir Kereta Cepat: Mengapa Pilihan Indonesia Ternyata Lebih Mahal?
Aturan Baru Haji 2025 Bikin Kaget: Tunggu 18 Tahun untuk Berangkat Lagi!