Peristiwa 30 September 1965 yang menewaskan 6 jenderal menciptakan kekosongan kekuasaan. Soeharto sebagai Pangkostrad mengambil inisiatif dan mengendalikan arah peristiwa yang menentukan nasib Republik Indonesia yang saat itu berusia 20 tahun.
5. Penerima Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR)
Dalam kondisi genting pergolakan kekuasaan, Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna memulihkan keamanan dan ketertiban, termasuk membubarkan PKI dan melumpuhkan kabinet.
Analisis: Keberuntungan atau Kepribadian Khas?
Dari rangkaian peristiwa sejarah ini, muncul pertanyaan: apakah posisi Soeharto yang selalu berada di waktu dan tempat yang tepat merupakan kebetulan belaka? Jika hal ini terjadi berulang kali, maka ada faktor konstan yang berperan, yaitu kekuatan kepribadian.
Seorang sejarawan pernah menyatakan bahwa yang menggerakkan sejarah bukanlah idealisme atau ideologi semata, melainkan pribadi khas seseorang. Soeharto, seperti halnya Soekarno, memiliki kepribadian yang memungkinkannya selalu berada pada posisi strategis dalam momen-momen penentu bangsa.
Kriteria Pahlawan Nasional
Untuk layak disebut sebagai pahlawan, baik dari kalangan militer maupun sipil, kuncinya adalah memiliki passion dan keteguhan hati yang terus-menerus. Buah dari passion ini adalah keberanian dan ketetapan hati dalam merespons keadaan genting dan kritis.
Kepribadian khas Soeharto inilah yang membuatnya "dimenangkan" oleh sejarah. Sebagaimana pendahulunya, Soekarno, posisinya yang selalu tepat bukanlah sekadar kebetulan atau keberuntungan semata, karena kebetulan biasanya tidak berulang untuk kedua kalinya.
Baik pribadi Soeharto maupun Soekarno memiliki peran masing-masing dalam menggerakkan sejarah Indonesia.
Artikel Terkait
Jalan Rusak di Jakut Ini Bikin Mobil Terperosok, Ternyata Ada Hikmah Mengejutkan Sejak Era Ahok!
Detik-Detik Haru PM Xanana Gusmao Berurai Air Mata di Pelantikan Timor Leste sebagai Anggota ASEAN
Mobil Lexus Ringsek Diterjang Pohon Tumbang di Pondok Indah, Begini Kronologi Lengkapnya!
Dari Toilet Pesantren ke Kursi Wakil Menteri: Kisah Nostalgia Man Sokry Kembali ke UIKA Bogor