Pernyataan Yossi Yehoshua, analis militer senior Israel untuk Korporasi Penyiaran Israel, mengungkapkan perspektif mengejutkan tentang situasi di Gaza. Ia menyatakan bahwa Israel sebenarnya berperang melawan dua juta pejuang di Gaza, bukan hanya 40.000 personel militer seperti perkiraan resmi.
Yehoshua menjelaskan bahwa di Jalur Gaza, setiap warga yang bergerak dianggap sebagai pejuang yang berkontribusi pada perlawanan. Ia menekankan ketabahan warga sipil yang tidak mau meninggalkan tempat tinggal mereka meskipun hidup dalam kondisi seperti neraka, menyebut keberanian ini lebih kuat daripada persenjataan kelompok bersenjata. Bahkan, gambaran seorang anak kecil yang menggendong saudaranya di tengah serangan bom dinilainya lebih powerful daripada rudal Al-Qassam yang mampu menghancurkan tank Merkava.
Fenomena lain yang diungkapkan adalah mengenai pengungsian massal warga Gaza. Meskipun proses pengungsian memakan waktu sekitar sebulan dengan puluhan korban berjatuhan setiap hari, lebih dari 700.000 pengungsi justru kembali ke Gaza dalam waktu kurang dari 72 jam. Menurut analisis Yehoshua, alasan mereka kembali dengan cepat bukan karena kerinduan pada rumah yang sudah hancur, melainkan untuk melindungi para pejuang dengan memungkinkan mereka keluar dari terowongan dan bertemu keluarga.
Artikel Terkait
BMKG Buka Suara: Biaya Modifikasi Cuaca Bisa Tembus Rp 300 Juta per Penerbangan
Prabowo Tinjau Pascabencana: Pelan-pelan Kita Kembalikan ke Normal
Ujung-Ujungnya ke Dapur: Stereotip yang Masih Mengakar dalam Percakapan Sehari-hari
Luhut Buka Suara Soal Bandara di Morowali: Saya yang Izinkan