Ia memprediksi Indonesia sedang menuju kondisi credit crunch, sebuah situasi anomali di mana likuiditas di perbankan melimpah, namun tidak ada yang berani meminjam karena prospek ekonomi yang suram.
Independensi BI Rapuh
Ferry juga menyoroti independensi Bank Indonesia (BI) yang menurutnya mulai rapuh akibat adanya skema burden sharing atau bagi beban dengan pemerintah.
Melemahnya independensi bank sentral ini menggerus kepercayaan pasar terhadap Rupiah.
"Kalau kepercayaan terhadap independensi Bank Indonesia itu rapuh, siapa yang mau megang rupiah?" tanyanya.
Situasi ini, menurutnya, mendorong masyarakat untuk mencari perlindungan ke mata uang lain seperti dolar Singapura, dolar Australia, atau Euro, tidak hanya terbatas pada dolar AS.
Kondisi ekonomi yang menuju 'zombie state' ini diperparah oleh masifnya pembangunan infrastruktur yang tidak produktif.
"Banyak yang tidak produktif. Jalan tol di beberapa tempat itu yang jalan cuma delapan mobil satu hari," katanya.
Ia menutup dengan kritik fundamental terhadap prioritas pemerintah.
Baginya, fokus utama seharusnya adalah menciptakan ekosistem yang kondusif bagi penciptaan lapangan kerja, bukan program populis semata.
"Negara tugas negara adalah satu, memikirkan bagaimana menciptakan lapangan kerja, bukan ngasih makan orang dengan makanan," tegasnya.
Sumber: suara
Foto: Ekonom Ferry Latuhihin menyatakan ada potensi dolar menyentuh Rp20 ribu. (tangkapan layar/Youtube Prof. Rhenald Kasali)
Artikel Terkait
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol, 3 Motor Curian Disita!
Kalah Telak! Anak Buah Prabowo Ungguli Mr J PSI, Ini Faktanya
Densus 88 Turun Tangan di Surabaya, Ini yang Dikejar!
Prabowo Restui Jokowi Diadili? Ini Sinyal Purbaya yang Bikin Geger!