Unggahan Nafa Urbach dalam rangka memperingati HUT RI ke-80 di Instagram
menuai kontroversi.
Artis yang kini menjabat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi NasDem itu
membagikan ilustrasi bertema perjuangan rakyat Indonesia dengan pesan
kebangsaan.
Namun, warganet dengan cepat menyadari ada banyak kejanggalan dalam
ilustrasi yang dibagikan.
Ada beberapa alasan yang membuat warganet yakin ilustrasi tersebut dibuat
dengan kecerdasan buatan atau AI.
Jika diperhatikan lebih detail, wajah beberapa orang dalam gambar terlihat
aneh, tidak proporsional, bahkan ada tangan yang jumlah jarinya tidak wajar.
Benda yang dipegang pun tampak melebur dengan tangan, memperlihatkan ciri
khas hasil rendering AI yang belum sempurna.
Latar belakang gambar pun tampak tidak konsisten, dengan pola pepohonan yang
repetitif dan tekstur yang kabur.
Warganet pun ramai-ramai menuding Nafa tidak menggunakan jasa ilustrator
profesional.
"Pinter ini. Benar-benar jalan prinsip ekonominya. Dengan usaha yang minimal
(pakai AI) akan mendapat hasil yang sebesar-besarnya (karena gaji utuh tidak
bayar desainer). Alias PELIT," tulis seorang pengguna Instagram.
Komentar lain tak kalah pedas.
"Memang kampungan aja, baru kenal AI jadi apa-apa pakai AI. Kayak orang
nggak bisa bayar illustrator," ujar warganet lain menyindir.
Tak sedikit pula yang mengaitkan unggahan Nafa Urbach dengan statusnya
sebagai anggota DPR.
Banyak yang membandingkan gaji besar seorang legislator dengan sikap pelit
menggunakan karya seniman manusia.
"Sumpah, semahal-mahalnya hire illustrator tuh berapa sih, ya Allah? Tidak
akan motong duit haram kamu 1 persen pun," imbuh warganet lain.
"Miris banget. Itulah kenapa kita semua sebagai seniman lokal harus memaksa
setiap anggota DPR untuk membeli karya kita," ujar warganet.
Kontroversi ilustrasi ini semakin panas karena sebelumnya Nafa juga sudah
menjadi sorotan publik.
Mantan istri Zack Lee itu sempat membela tunjangan rumah DPR yang nilainya
disebut bisa mencapai Rp50 juta per bulan.
Nafa menyebut tunjangan tersebut bukan kenaikan gaji melainkan kompensasi.
Menurutnya, rumah jabatan DPR sudah tidak lagi tersedia sehingga anggota
dewan perlu menyewa rumah di sekitar Senayan.
Dia bahkan mengeluhkan perjalanan dari rumahnya di kawasan Bintaro,
Tangerang Selatan ke Senayan, Jakarta Pusat yang dianggap terlalu macet dan
melelahkan.
Pernyataan itu langsung menuai reaksi keras karena dianggap tidak peka
terhadap kondisi ekonomi rakyat kecil.
Banyak pekerja dengan gaji UMR juga harus menyewa rumah, menghadapi
kemacetan, bahkan naik transportasi umum tanpa kompensasi sebesar itu.
Kritik terhadap Nafa Urbach semakin meluas ketika dia menutup kolom komentar
di akun media sosialnya.
Tindakan itu dinilai sebagai sikap antikritik dan semakin memperburuk
citranya sebagai wakil rakyat.
Warganet menyebut seorang anggota DPR seharusnya terbuka pada kritik, bukan
menutup ruang dialog dengan publik.
Selain soal tunjangan, gaya hidup Nafa Urbach juga menjadi sorotan.
Beberapa unggahannya memperlihatkan kendaraan mewah dan penampilan glamor
yang dianggap kontras dengan keluhan soal kebutuhan tunjangan rumah.
Kondisi ini memperkuat kesan bahwa anggota dewan jauh dari realitas
masyarakat yang masih berjuang dengan ekonomi pas-pasan.
Kini, unggahan ilustrasi AI yang dianggap pelit bayar ilustrator menambah
panjang daftar kontroversi Nafa Urbach.
Sebagian warganet menyebut bahwa dengan gaji dan tunjangan besar sebagai
anggota DPR, seharusnya dia bisa lebih menghargai karya seniman Indonesia.
Berdasarkan data publik, anggota DPR menerima gaji pokok sekitar Rp4,2 juta,
ditambah berbagai tunjangan yang nilainya bisa mencapai puluhan juta rupiah
per bulan.
Dengan total pendapatan bersih di kisaran Rp70 juta hingga Rp100 juta per
bulan, warganet menilai alasan menggunakan ilustrasi AI bukan karena
keterbatasan biaya.
Sumber:
suara
Foto: Nafa Urbach pilih ilustrasi AI ketimbang bayar seniman? [instagram]
Artikel Terkait
Modus Noel Ebenezer Minta Kendaraan ke Bawahan, Tanya Saya Cocoknya Motor Apa
Seskab Teddy Didaulat Jadi Duta Sekolah Rakyat
Hasil Palak Noel Ebenezer Bak Showroom Kendaraan Mewah, Rocky Gerung: Festival Keserakahan!
Refly Harun Ungkap Daftar Lulusan Sipenmaru Kehutanan UGM 1980: Tidak Ada Nama Jokowi