Viral Video “Kendari 1 vs 7” Gegerkan Dunia Maya

- Senin, 21 Juli 2025 | 19:35 WIB
Viral Video “Kendari 1 vs 7” Gegerkan Dunia Maya


Jagat media sosial Indonesia kembali dihebohkan oleh beredarnya video tak senonoh bertajuk “Kendari 1 vs 7” berdurasi 12 menit. Video tersebut menampilkan seorang perempuan bersama tujuh pria di sebuah ruangan, dan menuai sorotan tajam karena dianggap melanggar norma kesusilaan serta hukum di Indonesia.

Pertama kali muncul pada Selasa malam, 15 Juli 2025, video ini langsung viral di berbagai platform digital seperti WhatsApp, Telegram, TikTok, hingga X (dulu Twitter). Beragam versi cuplikan video pun beredar, mulai dari 1 menit 36 detik hingga klaim video penuh berdurasi 12 menit, membuat netizen penasaran dan memburunya di mesin pencari.

Namun, di balik rasa penasaran publik, muncul ancaman serius yang tak bisa diabaikan.

Hati-Hati! Link Video Banyak yang Palsu, Berisi Malware dan Phishing

Seiring membanjirnya pencarian kata kunci “Kendari 1 vs 7”, para ahli keamanan siber memperingatkan bahwa mayoritas link yang beredar di internet adalah palsu dan berbahaya.

Alih-alih menyuguhkan video asli, link-link tersebut justru mengandung malware, aplikasi palsu, hingga phishing yang bisa mencuri data pribadi, termasuk akses ke rekening bank dan media sosial pengguna. Bahkan, ada link yang menyusupkan spyware untuk memantau aktivitas pengguna tanpa sepengetahuan mereka.

Beberapa di antaranya menggunakan thumbnail provokatif dan narasi menyesatkan untuk menjebak korban. Ini bukan hanya persoalan moral, tetapi juga ancaman nyata terhadap keamanan digital masyarakat.

Polisi Bergerak, Tapi Identitas Pelaku Masih Misterius

Hingga saat ini, aparat kepolisian maupun otoritas berwenang belum mengonfirmasi identitas pelaku maupun lokasi asli rekaman video tersebut. Dugaan awal menyebutkan logat para pelaku mirip dengan aksen khas Sulawesi, namun belum bisa divalidasi secara resmi.

Istilah “Kendari” yang digunakan dalam judul video diyakini bukan penanda lokasi, melainkan sekadar clickbait untuk menarik perhatian dan mempercepat penyebaran konten. Tokoh masyarakat di Kendari mengecam keras penyebaran video ini yang mencoreng nama daerah tanpa dasar jelas.

Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Video Asusila, Tapi Kejahatan Digital Terorganisir

Pakar hukum dan aktivis digital mengingatkan bahwa menyebarluaskan video asusila—baik langsung maupun lewat link—merupakan pelanggaran pidana berat. Selain itu, perburuan konten semacam ini membuka celah kejahatan lain seperti:

1. Pencurian data pribadi
2. Pemerasan dengan spyware
3. Manipulasi algoritma media sosial

Beberapa pelaku bahkan diduga sengaja menamai konten mereka dengan kata kunci seperti “Kendari 1 vs 7” agar lolos dari sensor algoritma platform digital dan bisa menyebar lebih luas.

Pesan untuk Publik: Jangan Mudah Tergoda Sensasi!

Munculnya fenomena ini menunjukkan pentingnya literasi digital di tengah derasnya arus informasi. Masyarakat diimbau:

✅ Tidak menyebarluaskan atau mengunduh konten serupa
✅ Waspada terhadap link mencurigakan
✅ Segera laporkan ke pihak berwajib jika menemukan penyebaran konten bermuatan pornografi atau eksploitasi

Jangan Jadikan Rasa Penasaran sebagai Celah Kejahatan

Viralnya video “Kendari 1 vs 7” seharusnya menjadi peringatan bersama akan bahaya konten sensasional yang menyesatkan. Di era digital, satu klik bisa membuka gerbang kejahatan dunia maya. Maka, bijaklah berselancar di dunia maya. Jangan sampai jadi korban dari rasa penasaran sendiri.***

Sumber: radarjakarta
Foto: Video “Kendari 1 vs 7”/Net

Komentar