Warga mengaku jarang melihat Siswono berinteraksi dengan tetangga. Bahkan saat ada tetangga yang berniat membantu pekerjaan rumah seperti menjemur pakaian, mereka justru dilarang.
Tak pelak, insiden ini langsung memantik kecurigaan kuat akan dugaan eksploitasi terhadap anak-anak. Warga menduga, keempat bocah tersebut bukan sekadar ditelantarkan, tetapi sengaja “dikunci” agar tidak bisa ke mana-mana.
“Siswono orangnya tertutup. Selama ini nggak pernah ngobrol sama tetangga. Kami juga nggak tahu kalau ada anak-anak di dalam,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Kini, Siswono telah diamankan oleh pihak Polres Boyolali untuk diperiksa intensif. Polisi masih mendalami motif dan kemungkinan adanya unsur pidana lain dalam kasus ini.
Sementara itu, keempat korban telah dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis dan perlindungan psikologis. Pihak pemerintah desa dan lembaga perlindungan anak turut dilibatkan dalam proses pemulihan mereka.
Masyarakat Boyolali, khususnya warga Desa Mojo, berharap agar pelaku mendapat hukuman yang sepadan. Mereka tak habis pikir bagaimana tindakan kejam seperti ini bisa berlangsung begitu lama tanpa diketahui siapa pun.
Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa kekerasan dan eksploitasi terhadap anak bisa terjadi bahkan di lingkungan yang paling tidak terduga.
Kini publik menantikan keadilan ditegakkan dan para korban mendapat kesempatan hidup yang lebih baik, bebas, terlindungi, dan kembali tersenyum.
Sumber: jawapos
Foto: Warga melepas rantai yang mengikat kaki anak yang diduga menjadi korban ekspolitasi di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Boyolali. (Instagram).
Artikel Terkait
Kode Hukum Digital: Siapa yang Sebenarnya Menguasai Dunia Maya Anda?
Doa Wamenhaj di Musim Umrah: Prabowo-Gibran Didoakan Sukses, Layanan Haji Digenjot!
Geger! Dua Profesor ITB Jual Wisuda Instan di Pasar Seni, Ijazah Palsu Bisa Dibawa Langsung
5 Alasan Mengejutkan Larangan Pakai Sepatu Lari untuk Main Padel, No. 3 Bikin Nyesel!