"Tidak usah Amerika Serikat, proxy (kaki tangan) CIA saja yang bergerak, Papua bisa merdeka," jelas Syahganda mengulang pembicaraannya dengan perwira TNI dimaksud.
Syahganda mengingatkan, situasi di panggung politik global tidak bisa dianggap main-main. Tanpa militansi dukungan rakyat semesta, kekuatan Indonesia masih terlalu kecil. Apalagi di era Jokowi lalu mentalitas rakyat rusak karena daya beli lemah dan praktek korupsi meluas.
Diskusi serius ini turut dibahas Syahganda dalam forum terbatas Grup Diskusi Patiunus 75 yang dipimpin Bambang Soesatyo di Parle, Senayan Park, Kamis, 10 Juli 2025.
Diskusi tersebut mengusung tema “Dampak Konflik Israel-Iran terhadap Indonesia: Tantangan, Peluang, dan Strategi dalam Menghadapi Dinamika Global” dihadiri sejumlah pembicara, yakni Guru Besar Universitas Pertahanan, Laksamana TNI (Purn) Marsetio; akademisi Universitas Padjadjaran, Dr Dina Sulaeman; dan Wakil Ketua Umum Kadin, Pahala Nugraha Manshuri.
Hadir pula Bupati Lahat dan Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Bursah Zarnubi; wartawan senior, Nasir Tamara; Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Abdullah Rasyid; pengamat geopolitik seperti Hendrajit, Teguh Santosa, dan Rizal Dharma Putra.
Sumber: rmol
Foto: Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Dr Syahganda Nainggolan/Ist
Artikel Terkait
Prabowo Gebuk Jokowi? Ini Kata Purbaya Soal Perang Politik di Istana
Siapa yang Harus Bayar Utang Kereta Cepat? Ini Fakta yang Bikin Geleng-Geleng!
Kabar Terbaru! Ini Jadwal Resmi Pembukaan CPNS 2026 dari Pemerintah
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol, 3 Motor Curian Disita!