MURIANETWORK.COM - Sopir ojek online (ojol) bernama Raka (22) menjadi korban pemukulan sejumlah Brimob saat melakukan pembubaran paksa di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Maret, malam.
Raka menjelaskan, awalnya ia sedang melihat aksi demonstrasi penolakan UU TNI di Gedung DPR RI. Raka yang saat itu berada tak jauh dari flyover, tiba-tiba dihampiri sejumlah aparat berseragam cokelat memakai alat pelindung diri (APD) membawa pentungan, memaksanya mengaku sebagai mahasiswa. Padahal, menurut pengakuan Raka, dirinya hanya seorang ojek online (ojol) yang belum mendapat order.
“Saya di barisan kang (kopi) Jago. Tempat beli makanan. ‘Kamu mahasiswa ya? Gitu. Saya bukan pak. Langsung datang semua. Langsung dipaksa buat ngomong kalau saya mahasiswa. Ya saya diam saja. Begini saja terus,” kata Raka saat ditemui, Kamis, 20 Maret, malam.
Ia menyebut sejumlah anggota polisi itu memukulnya dengan pentungan ke arah kepalanya.
“Sekira 20 anggota, hampir. Ditendang dan dipentungin. Saya tutupi diri, meringkuk. Kalau saya enggak begini, saya kena gede pasti. (Yang pukulin) Brimob. Bukan polisi PJR,” ujarnya.
Akibat kejadian itu, Raka mengaku mengalami luka-luka di bagian kepala. Akan tetapi, dirinya mengaku pasrah dan tidak ingin memperpanjang masalah tersebut.
“Kepala. Tangan saya aman. Tapi paling lecet. Iya menahan pukulan, memar dikit enggak apa-apalah,” ungkapnya.
Sumebr: voi
Artikel Terkait
Ultah ke-44, Duta Sheila On 7 Ungkap Fakta Dirinya yang Bikin Publik Kaget
Eks Ketua KPK Abraham Samad Sebut Laporan Jokowi ke Roy Suryo Cs Bentuk Pembungkaman Kritik
Berbeda dengan Aksi May Day Fiesta di Monas, Peringatan Hari Buruh di DPR Dipukul Mundur Aparat
Said Iqbal: 90 Persen Buruh Indonesia Dukung Prabowo