Pulang Kampung, Ritual Akhir Tahun yang Tak Tergantikan oleh Kembang Api

- Rabu, 31 Desember 2025 | 19:06 WIB
Pulang Kampung, Ritual Akhir Tahun yang Tak Tergantikan oleh Kembang Api

Suasana akhir tahun 2025 ini memang khas. Di mana-mana, nuansa menyambut 2026 sudah terasa, tapi di Indonesia, rasanya selalu berbeda. Kalau di luar negeri, perayaannya mungkin cuma soal pesta besar dan kembang api yang memecah langit. Di sini, pergantian tahun punya kedalaman makna yang lain. Ini bukan sekadar ganti angka di kalender. Bagi banyak orang, ini adalah alasan kuat untuk pulang, untuk kembali ke akar.

Buktinya bisa dilihat di mana saja. Stasiun dan bandara penuh sesak, tiket habis terjual sejak lama. Jalan raya dipadati kendaraan yang meninggalkan kota, mengejar libur panjang. Fenomena "mudik kecil" ini sebenarnya sederhana: kebahagiaan sejati bagi kita adalah berkumpul dengan orang terdekat, bukan sekadar menonton kemeriahan di pusat kota. Nilai kekeluargaan masih jadi prioritas utama, di atas segalanya.

Bagi para perantau baik pekerja maupun pelajar libur panjang akhir tahun adalah waktu berharga. Setelah berbulan-bulan dicekik tekanan dan deadline, istirahat bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan mendesak. Mereka memanfaatkan sisa cuti dan libur sekolah untuk pulang lebih lama. Tujuannya jelas: melepas lelah fisik dan, yang tak kalah penting, mengeratkan kembali ikatan yang mungkin renggang karena kesibukan. Menetap lama di rumah dianggap sebagai cara terbaik untuk reset pikiran sebelum tahun baru.

Dan tentu, ada satu ritual yang paling dinanti. Momen memasak bersama di halaman rumah, memanggang jagung atau ayam, seolah sudah jadi identitas tak terpisahkan. Di sinilah semua anggota keluarga duduk melingkar, berbagi cerita setahun belakangan. Sekat usia pun hilang, larut dalam kegembiraan yang sederhana namun berkesan. Kehangatan semacam ini mustahil didapatkan jika merayakannya sendirian di kota, jauh dari orang-orang tercinta.


Halaman:

Komentar