Gunung Slamet kembali menjadi lokasi insiden pendakian yang mencemaskan. Sabtu lalu, 27 Desember 2025, dua pendaki muda dilaporkan hilang. Mereka adalah Syafiq Ridhan Ali Razan yang baru berusia 18 tahun, dan temannya, Himawan Haidar Bahran.
Menurut keterangan Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas C. Pananggungan, duo ini memulai pendakian dari basecamp Clekatakan di Pulosari, Pemalang. Rencananya sederhana: naik turun dalam sehari, atau yang biasa disebut tektok, tanpa bermalam di gunung.
"Dijadwalkan survivor dan temannya turun sampai basecamp pada hari Minggu, 28 Desember 2025,"
kata Bergas, Selasa (30/12).
Tapi rencana itu berantakan. Di tengah perjalanan, Himawan mengalami cedera kaki yang cukup parah. Dia tak bisa lagi melangkah. Dalam situasi genting itu, Syafiq memutuskan turun sendiri untuk mencari pertolongan. Dia pergi meninggalkan temannya, berharap cepat kembali dengan bantuan.
"Salah satu cedera kaki, satunya turun untuk mencari pertolongan,"
jelas Bergas lagi.
Hari berganti, dan keduanya tak kunjung muncul di basecamp. Waktu yang direncanakan sudah lewat jauh. Alarm pun berbunyi. Tim relawan gabungan segera dikerahkan untuk melakukan pencarian di medan yang dikenal sulit itu.
Artikel Terkait
Setelah Serangan Saudi, UEA Tarik Personel Terakhirnya dari Yaman
Ironi Pendidikan Tinggi: Dosen Gugat Negara Demi Upah Layak di Tengah Gengsi Kampus Dunia
BNPT Ungkap 21 Ribu Konten Radikal di Medsos Sepanjang 2025
Serangan Udara di Mukalla, KBRI Muscat Siagakan WNI di Yaman