Serangan udara mengguncang Pelabuhan Al Mukalla di Yaman timur, Selasa lalu. Menurut laporan resmi Arab Saudi, serangan itu menyasar pasokan militer dari Uni Emirat Arab untuk kelompok separatis Dewan Transisi Selatan (STC).
Arab Saudi tak main-main. Lewat siaran France24, mereka secara terbuka menuding UEA berada di balik kemajuan terbaru para separatis. Peringatannya keras: tindakan Abu Dhabi dinilai "sangat berbahaya" dan bisa memicu konsekuensi serius.
Mayor Jenderal Turki Al-Maliki, juru bicara Pasukan Koalisi Saudi, memberikan penjelasan detail. Katanya, dua kapal yang berangkat dari Fujairah, UEA, memasuki Pelabuhan Mukalla di Hadramaut tanpa izin resmi sama sekali dari Komando Koalisi.
“Kru kapal sengaja mematikan sistem pelacakan,” tegas Al-Maliki.
“Mereka lalu membongkar muatan dalam jumlah besar: senjata dan kendaraan tempur, semua untuk mendukung pasukan STC di wilayah timur. Tujuannya jelas, memicu konflik baru. Ini pelanggaran nyata terhadap gencatan senjata, juga melanggar Resolusi DK PBB Nomor 2216.”
Koalisi langsung mengeluarkan peringatan darurat. Warga sipil dan para nelayan diminta segera menjauh dari kawasan pelabuhan. Isyaratnya jelas: operasi militer besar-besaran untuk mendesak STC mundur mungkin akan segera dilancarkan.
Kapal yang Menjadi Sasaran
Serangan itu diduga menargetkan kapal bernama Greenland, berbendera St. Kitts. Analis pelacakan kapal menunjukkan, kapal jenis roll-on, roll-off itu berada di Fujairah hingga 22 Desember, lalu tiba di Mukalla pada Ahad, 28 Desember. Identitas kapal kedua masih diselidiki.
Mohammed al-Basha, ahli Yaman dari Basha Report, merujuk pada video di media sosial. Rekaman itu diduga menunjukkan konvoi kendaraan lapis baja baru beroperasi di Mukalla tak lama setelah kapal tiba. Pemilik kapal Greenland yang berbasis di Dubai belum bisa dimintai konfirmasi.
“Saya melihat ini sebagai eskalasi yang terukur dari kedua belah pihak,” kata al-Basha. “STC mungkin akan merespons dengan memperketat cengkeramannya. Tapi di sisi lain, aliran senjata dari UEA kemungkinan bakal dibatasi setelah serangan ini. Apalagi Saudi menguasai wilayah udara.”
Televisi pemerintah Saudi kemudian menayangkan rekaman dari pesawat pengintai. Gambar-gambar itu menunjukkan kendaraan lapis baja bergerak di Mukalla, cocok dengan yang beredar di media sosial.
Mukalla sendiri baru-baru ini direbut oleh pasukan STC. Kota pelabuhan strategis ini terletak sekitar 480 km dari Aden, yang jadi pusat kekuatan anti-Houthi sejak Sanaa jatuh sepuluh tahun lalu.
Serangan ini bukan yang pertama. Jumat sebelumnya, koalisi pimpinan Saudi juga sudah melancarkan serangan udara ke posisi STC. Banyak yang menilai itu sebagai peringatan keras agar separatis menghentikan gerakannya dan meninggalkan Hadramout serta Mahra.
Permintaan dari Aden
Menurut Al-Maliki, aksi militer ini dilakukan atas permintaan langsung Rashad Al-Alimi, Ketua Dewan Kepemimpinan Presiden Yaman yang berbasis di Aden.
Artikel Terkait
Ponsel Jatuh ke Got, Polisi DIY Jadi Pahlawan dengan Alat Canggih
Bahasa Pejabat di Era Digital: Ketika Satu Kalimat Lebih Tajam dari Seribu Pasal
Kecelakaan Maut di Fly Over Mbah Priok, Pengendara Motor Tewas Tertindas Trailer
BNPB Akui Modifikasi Cuaca di Puncak Musim Hujan: Seperti Melawan Kodrat Alam