Saddam berkuasa dengan tangan besi sejak 1979. Kekuasaannya runtuh setelah invasi Amerika Serikat ke Irak pada 2003, yang berujung pada penangkapannya. Dua minggu setelah eksekusinya, dua orang pembantunya, Awad al-Bandar dan Barzan al-Tikriti, menyusul. Eksekusi Barzan sendiri jadi perbincangan luas karena terjadi insiden mengerikan: kepalanya terlepas dari tubuh saat hukuman dijalankan.
Melompat ke Filipina, 30 Desember juga punya makna politik. Hari itu adalah hari ketika Ferdinand Marcos secara resmi mulai menjabat sebagai presiden. Pria kelahiran 1917 ini kemudian menjadi salah satu figur paling kontroversial di Asia Tenggara. Ia memerintah dengan gaya otoriter dan meninggalkan warisan korupsi yang masif, sebelum akhirnya diasingkan.
Nah, kalau kita mundur lebih jauh lagi, tepatnya ke tahun 1922, ada peristiwa pembentukan negara adidaya yang mengubah peta politik global. Pada 30 Desember, Uni Republik Sosialis Soviet atau yang kita kenal sebagai Uni Soviet, secara resmi berdiri.
Negara sosialis yang beribu kota di Moskwa ini kemudian tumbuh menjadi kekuatan superpower dengan sistem satu partai di bawah kendali Partai Komunis. Pemerintahannya sangat terpusat, ekonominya terencana, dan wilayahnya membentang luas di Eurasia. Uni Soviet bertahan hampir tujuh dekade sebelum akhirnya bubar pada 1991.
Jadi, dari Jakarta hingga Moskwa, dari Baghdad hingga Manila, tanggal 30 Desember menyimpan memoar yang beragam. Ada duka, ada akhir kekuasaan, dan ada juga awal dari sebuah babak baru sejarah. Semuanya tertoreh dalam kalender yang sama.
Artikel Terkait
Gubernur DKI Resmikan Dua JPO Antipencurian dengan Ornamen Penuh Makna
2.617 Personel Amankan Aksi Buruh di Monas, Polisi Tegaskan Tak Bawa Senjata Api
Tere Liye Soroti Korupsi Dana MBG: Lebih Parah dari Mencuri Baut Jembatan
Dua Badai di Samudra Hindia Ancam Cuaca dan Gelombang di Indonesia