Saya pun bertanya pada keponakan saya.
“Lha, kalau perkalian dasar saja tidak bisa, kenapa tidak diseleksi ulang? Saat kenaikan kelas, mestinya dia dikeluarkan dari kelas prestasi dan diganti anak yang lebih pantas,” tanya saya lagi.
Oh… begitu.
Jadi, siswa yang masuk lewat jalur prestasi, duduk di kelas unggulan, tapi perkalian dasar saja tidak kuasai? Padahal, perkalian adalah fondasi utama matematika termasuk pecahan, yang sangat bergantung pada hafalan perkalian.
Rusak. Benar-benar rusak.
Pendidikannya bobrok, orang tua pun seperti tak punya kesadaran.
Artikel Terkait
Makan Bergizi Gratis: Solusi atau Tantangan Baru dalam Perang Melawan Stunting?
KSAD Maruli Murka: Jembatan Darurat untuk Korban Bencana Diduga Disabotase
Siklon Harley Menguat, Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di Nusa Tenggara
Dialog Nasional Soroti Pemulihan Desa Pasca Bencana untuk Persiapan Indonesia Emas