Isinya kira-kira begini:
"Dari hamba Allah, Umar, Amirul Mukminin, kepada Sungai Nil di Mesir. Amma ba'du. Jika engkau mengalir karena kehendakmu sendiri, maka janganlah mengalir. Namun, jika engkau mengalir karena perintah Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa, maka kami memohon kepada-Nya agar Dia menjadikan engkau mengalir."
Perintah itu dilaksanakan. Amru bin Ash melemparkan surat itu ke sungai yang nyaris kering.
Dan keajaiban terjadi. Keesokan harinya, air Sungai Nil sudah naik dengan derasnya. Menurut catatan, ketinggiannya mencapai sekitar tujuh meter hanya dalam semalam. Luar biasa, bukan?
Peristiwa itu, di sisi lain, bukan sekadar tentang air yang tiba-tiba meluap. Lebih dari itu, ia menjadi penanda berakhirnya tradisi tumbal yang telah berakar lama. Sekaligus menjadi bukti nyata bagi siapa saja yang mau melihat bahwa alam semesta ini tunduk pada perintah Sang Pencipta, bukan pada ritual-ritual sesat.
Artikel Terkait
KPK Hentikan Penyidikan Kasus Korupsi Tambang Rp 2,7 Triliun di Konawe Utara
Teddy Indra Wijaya Sambangi Kapolri hingga Adik Prabowo di Hari Natal
Ketenangan Batin: Kunci Menemukan Harmoni di Tengah Dunia yang Tak Bisa Dikendalikan
Di Balik Kehadiran Rais Aam, Kursi Ketum PBNU Kosong dalam Doa Bersama NU