Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menegaskan, tidak ada surat edaran larangan karena memang tak punya dasar hukum dan sanksi yang jelas. Meski begitu, harapannya masyarakat bisa menahan diri. "Tidak menggelar pesta besar, lebih mengutamakan solidaritas sosial," katanya.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardowo, juga hanya mengimbau. Dia minta warga tidak boros dan lebih memilih membantu korban bencana ketimbang membeli kembang api. Sementara itu, di Semarang, Pemkot memastikan tak akan ada pesta kembang api. Mereka akan menggelar doa lintas agama dan kegiatan sosial sebagai bentuk refleksi.
Lain lagi di Jawa Timur. Perayaan akan diisi dengan selawat dan doa bersama untuk korban musibah. Acara rencananya digelar pada tanggal 30 Desember malam di Islamic Center Surabaya. Sekda Adhy Karyono menjelaskan, ini adalah cara mereka menyambut 2026.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, punya pandangan serupa. Dia mengajak warga menjadikan tahun baru sebagai momen refleksi dan kepedulian sosial. "Doa bersama dan zikir tidak mengurangi makna kebersamaan," ujarnya. Justru, kata dia, hal itu bisa memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.
Dukungan juga datang dari pimpinan tertinggi kepolisian. Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyatakan pengawasan kembang api akan menjadi kewenangan Polda. Namun, dia menegaskan sikap Mabes Polri jelas: melarang perayaan tahun baru dengan kembang api.
Jadi, suasana malam tahun baru kali ini dipastikan akan berbeda. Lebih hening, mungkin. Tapi di balik itu, ada harapan untuk kebersamaan yang lebih dalam, mengingat mereka yang sedang berduka.
Artikel Terkait
Di Tengah Reruntuhan Gaza, 500 Penghafal Al-Quran Kibarkan Bendera Iman
Dua Dekade Berlalu, Warga Aceh Tetap Berziarah untuk Korban Tsunami 2004
Guru Besar IPDN Tuding Pilpres Langsung Sebagai Warisan Kolonial yang Tak Sesuai Jati Diri
Ketika Keluhan Terasa Berat, Coba Duduk di Kursi Orang Lain