Muhammad Ramdoni, salah seorang pengurus ponpes, masih merasakan getarannya saat ditemui di lokasi. Ia bercerita, saat kejadian ia sedang berada di pos dekat pagar.
“Ngiranya geludug, karena udah mendung juga,” katanya. “Tapi kok ini sekali hempas doang terus berasa getarnya, nggak tahunya ambruk.”
Baru setelah mendengar teriakan, ia buru-buru keluar. Pemandangan yang ia lihat sungguh di luar dugaan: atap parkiran sudah rata dengan tanah, menindih empat mobil dan satu sepeda motor. Mulai dari Pajero, Avanza, Vellfire, hingga Suzuki Fronx.
“Di sini satu Pajero, sebelahnya ada Avanza, di sana tengah ada motor selamat, yang sana lagi itu ada mobil Vellfire itu hancur depannya, sama di ujung sana, mobil Suzuki Fronx,” jelas Ramdoni sambil menunjuk reruntuhan.
Untungnya, para santri sedang beristirahat dan bersiap salat Ashar. Lokasi kejadian pun relatif sepi. “Alhamdulillah, untuk di daerah sini nggak ada, alhamdulillah aman,” ucapnya lega.
Pemilik parkiran, Darmawan, dikabarkan sedang tidak di tempat saat itu. Ia baru datang setelah mendapat kabar buruk tentang propertinya.
Anak-anak ‘Gen Alpha’ dan Sebuah Peringatan
Yang menarik, respon anak-anak yang nyaris menjadi korban justru membuat kagum. Menurut Ramdoni, mereka tidak sampai trauma.
“Anak-anak di sini mentalnya kuat. Anak-anak gen alpha emang,” imbuhnya sambil tersenyum. “Sempet ditanya, ‘kamu aman?’ ‘Aman lah, nggak kena’.”
Namun di balik rasa syukur, ada pesan yang ia tangkap. Kejadian ini dirasakan sebagai sebuah teguran, sebuah pengingat akan betapa rapuhnya kehidupan.
“Kaget aja sih. Di kondisi sekarang yang lagi banyak bencana juga, ada kejadian ambruk kayak gini kan, salah satu teguran juga mungkin buat kita,” ucap Ramdoni dengan nada serius.
“Kita sadar juga, di tempat segini aja bisa terjadi gitu, apalagi yang jauh di sana gitu kan. Alhamdulillah gak ada makan korban. Sebagai pelajaran juga buat kita.”
Sore itu berlalu. Reruntuhan masih menggunung, alarm mobil sudah diam. Tapi kesan mendalam tentang betapa bahaya bisa datang dari tempat yang tak terduga, masih tersisa.
Artikel Terkait
Kisah Emas Palsu dan Tembakan Airsoft di Asrama Polisi Sukajadi
Motor Curian Berhasil Dikembalikan dalam 1,5 Jam Berkat Kejar-Kejar Warga dan Polisi
Gempa 2,3 Magnitudo Guncang Tapteng pada Dini Hari
Diam yang Berbicara: Mengapa Remaja Memilih Bungkam Saat Alami Kekerasan