Prinsip meritokrasi itulah, menurut Prabowo, fondasi utamanya. Tanpa itu, mustahil membangun pemerintahan yang efektif dan berorientasi hasil. Visi untuk mensejahterakan rakyat hanya akan jadi wacana.
Di sisi lain, kerja keras selama setahun ini difokuskan pada program-program strategis. Ekonominya, ketahanan pangannya, stabilitas nasional semua diarahkan untuk kepentingan publik. Kerja sama antar kementerian dan lembaga juga digenjot, ibarat satu kesatuan tim di lapangan hijau yang punya strategi kompak.
“Kalau ingin menang, kalau ingin memberi hasil nyata untuk rakyat, ya harus pilih yang paling kompeten,” ucap Prabowo lagi.
Bagi dia, kepemimpinan yang sesungguhnya bukan soal popularitas semata. Lebih dari itu, ini tentang tanggung jawab dan keberanian mengambil keputusan sulit untuk bangsa. Dan ia yakin, rakyat sekarang makin cerdas. Mereka bisa membedakan mana kebijakan yang berdampak, mana yang cuma janji di angin.
Optimisme itu yang dipegangnya. Dengan memperkuat budaya kompetensi di semua lini pemerintahan, Prabowo berharap pembangunan bisa berjalan berkelanjutan. Tujuannya satu: menghadirkan manfaat nyata dan memulihkan kepercayaan publik.
Artikel Terkait
Kejagung Serahkan Rp 6,6 Triliun ke Kas Negara, Begini Cara Mengamankan Uang Sebanyak Itu
Malam Khidmat di Katedral, Ribuan Umat Padati Misa Natal
DDII Jabar Tegaskan Sikap: Imbau Umat Islam Hindari Ucapan dan Atribut Natal
Pemerintah Pastikan BLT dan Bantuan Rp 8 Juta untuk Korban Bencana Sumatera