Kisah Pagi di Kotagede: Sebuah Kenangan yang Tak Terlupakan
Pagi itu, saya benar-benar kesiangan. Saat itu saya masih duduk di bangku kelas dua, di SD Muhammadiyah Bodon. Sekolah itu letaknya tak jauh dari rumah, kira-kira cuma 300 meter. Tapi ya, namanya juga anak kecil, tiga ratus meter terasa seperti jarak yang amat jauh ketika waktu sudah mepet.
Saya pun memutuskan untuk berlari. Kaki kecil ini menyusuri jalan kampung, berusaha mengejar waktu. Di tengah jalan, saya melihat seorang bapak-bapak yang sedang bersepeda. Entah kenapa, tanpa pikir panjang saya terus berlari di belakang sepedanya, berharap bisa sampai lebih cepat.
Melihat saya yang terengah-engah, bapak itu rupanya iba. Dia menghentikan sepedanya dan menyuruh saya naik. Saya dibonceng dengan hati-hati.
Artikel Terkait
Makan Bergizi Gratis Tersedia, Nilai Matematika Siswa Malah Nyangkut di Angka 30-an
Seribu Lebih Nyawa Melayang, Status Bencana Nasional Masih Digantung
Ancol Batalkan Kembang Api Tahun Baru, Unggulkan Solidaritas untuk Korban Bencana
Burhanuddin Angkat Bicara Usai OTT KPK: Saya Bersyukur Dibantu