Ketika Story-mu Sepi, Itu Bukan Cuma Soal Likes

- Rabu, 24 Desember 2025 | 07:06 WIB
Ketika Story-mu Sepi, Itu Bukan Cuma Soal Likes

Pernah nggak, kamu iseng mengunggah foto secangkir kopi, atau langit senja yang cantik, ke Story? Awalnya biasa saja. Tapi beberapa menit kemudian, ada rasa gelisah yang aneh menyelinap. Kamu cek viewer-nya berkali-kali. Hati mulai berbisik, "Kok cuma segini yang lihat?" atau "Jadinya kok jelek ya?"

Momen kecil yang sepele itu tiba-tiba bikin kamu mempertanyakan diri sendiri. Bukan lagi soal konten yang di-upload, tapi soal siapa kamu sebenarnya.

Kalau perasaan nggak enak ini sering mampir, waspada. Bisa jadi kamu sedang berhadapan dengan Rasa Malu (Shame). Emosi yang halus tapi bikin kamu merasa tidak cukup, tidak layak, atau seolah ada 'yang salah' dalam dirimu. Padahal, faktanya, semuanya baik-baik saja.

Mari kita bedah perbedaannya dan cari tahu cara untuk memulihkannya.

Guilt vs. Shame: Beda Tipis, Tapi Efeknya Luar Biasa

Sejumlah ahli, termasuk Dr. Brené Brown, punya penjelasan yang cukup tajam soal ini.

Guilt (Rasa Bersalah): Fokusnya ada pada Perilaku.

"Aku melakukan kesalahan."

Ini sebenarnya sehat. Kamu merasa bertanggung jawab dan punya keinginan untuk memperbaiki. Harga dirimu tetap utuh.

Shame (Rasa Malu): Fokusnya menyerang Identitas.

"Aku adalah kesalahan itu."

Nah, yang ini melumpuhkan. Ia bikin kita merasa 'rusak', tidak layak dicintai, dan pengennya menghilang saja. Singkatnya, rasa bersalah mendorongmu untuk memperbaiki sikap. Sementara rasa malu justru membuatmu menarik diri dan, dalam jangka panjang, bisa memperbesar risiko depresi. Ia bekerja diam-diam, seringkali hanya lewat notifikasi atau pandangan sekilas orang lain.

Tiga Tanda Diam-Diam Kamu Dikuasai Rasa Malu

Rasa malu jarang teriak-teriak. Ia lebih suka menyelinap lewat pola pikir sehari-hari.

1. Perfeksionisme yang Disamarkan sebagai Disiplin

Kamu kerja keras, disiplin, tapi kenapa satu kritik kecil atau revisi bisa terasa seperti serangan pribadi? Perfeksionisme sering lahir dari ketakutan: takut orang lain melihat celah dan kelemahanmu. Kamu mati-matian tampil sempurna agar tak ada yang bisa menilai 'dirimu yang sebenarnya'.

2. Keraguan yang Bikin Insecure Akut

Saat peluang bagus datang, suara di kepalamu langsung berkata, "Ah, aku belum pantas." Bukan karena kamu tak mampu, lho. Tapi karena kamu percaya bahwa diri kamu ini memang 'kurang'. Bahkan pujian pun terasa menakutkan, karena kamu khawatir tidak bisa mempertahankan citra itu nantinya.

3. Selalu Mau Menyenangkan Orang Lain

Kamu hampir tak pernah bilang 'tidak', meski sebenarnya sudah kelelahan. Terus berusaha menyenangkan orang lain, supaya tidak dianggap merepotkan atau tidak berguna. Logika dasarnya cuma satu: "Kalau aku tidak cukup baik, mereka akan meninggalkanku." Semua ini adalah topeng, untuk menyembunyikan bagian diri yang kamu anggap memalukan.

Memulihkan Diri dari Rasa Malu: Jadilah Sahabat Terbaik untuk Dirimu Sendiri


Halaman:

Komentar