“Email, ke 10 SMA. Jadi ancamannya akan dibom,” jelas Made.
Namun begitu, ada hal yang agak berbeda dari kasus teror biasanya. Ancaman ini ternyata tidak disertai permintaan uang atau tebusan sama sekali. Dari analisis awal polisi, gaya penulisan email itu mencurigakan seperti diketik oleh orang yang sedang tidak stabil jiwanya.
“Enggak sih, enggak minta imbalan. Sepertinya dari ketikannya seperti orang stres atau orang depresi. Tapi Jibom dan Gegana sudah melakukan pengecekan,” ujarnya.
Sepuluh sekolah yang dimaksud adalah SMA Arrahman, SMA Al Mawaddah, SMA 4 Depok, SMA PGRI 1 Depok, SMA Bintara Depok, SMA Budi Bakti, SMA Cakra Buana, SMA 7 Sawangan, SMA Nururrahman, dan SMAN 6 Depok.
Di sisi lain, proses penyelidikan terus digenjot. Polisi masih menyisir bukti dan menelusuri asal-usul pengirim email ancaman itu. Tujuannya jelas: selain menjamin keamanan, juga agar pelaku bisa segera diidentifikasi dan diambil tindakan.
Artikel Terkait
KH Maruf Amin Mundur Ganda: Tinggalkan Kursi Dewan Syuro PKB Usai Lepas Jabatan di MUI
PHK 2025 Tembus 79 Ribu, Menteri Purbaya Soroti Warisan Ekonomi yang Tak Bagus
Serah Terima Jabatan Menpora Malaysia Berlangsung di Tengah Kemeriahan SEA Games Bangkok
BPSDM Kalbar Siapkan Kawah Candradimuka Digital untuk ASN