Tak cuma bicara, Indonesia juga menawarkan bantuan konkret. Siap berperan secara konstruktif, termasuk dengan menyiapkan personel untuk Tim Pemantau ASEAN. Tujuannya, memantau situasi di lapangan sesuai mandat yang diberikan.
Di sisi lain, ada poin penting lain yang ditekankan Jakarta. Kapasitas ASEAN dalam mencegah konflik dan menyelesaikan sengketa secara damai harus terus diperkuat. Bisa lewat Treaty of Amity and Cooperation (TAC) atau mekanisme lain yang sudah ada di kawasan.
Pertemuan yang alot itu akhirnya menghasilkan sesuatu. Sebuah Chair’s Statement dikeluarkan, menegaskan kembali komitmen ASEAN terhadap persatuan dan posisi sentralnya di kawasan Asia Tenggara.
Pernyataan bersama itu juga berisi seruan. Pihak-pihak terkait diminta membangun kembali kepercayaan dan membuka dialog. Bisa secara bilateral, atau difasilitasi langsung oleh Ketua ASEAN. Jalan damai, sekali lagi, menjadi harapan satu-satunya.
Artikel Terkait
BRIN Buka Akses Gratis Fasilitas Riset untuk Mahasiswa
Kepala Seksi Kejari HSU Berganti Rompi Oranye Usai Ditangkap KPK
Rajab Datang, Alarm Perubahan yang Kerap Terlupakan
Kepala Bakamla Ikut Sumbang Darah dalam Aksi HUT ke-20, 107 Kantong Terkumpul