Di sisi lain, apresiasi tinggi datang dari Kanwil Kemenhaj Provinsi Bali. Kepala Kantor Wilayah, H. Mahmudi, tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih atas “jariyah” atau sedekah jariyah yang diberikan warga. Baginya, lokasi tanah hibah itu sendiri sangat strategis.
Mahmudi bahkan membocorkan perkiraan nilai komersial lahan tersebut. Setelah berkonsultasi dengan Kanwil DJKN, nilai aset di lokasi itu bisa mencapai Rp1 hingga 2 miliar per 100 meter persegi. “Artinya, lahan ini nilainya bisa menembus angka lebih dari Rp30 miliar,” jelasnya.
Dengan nilai fantastis seperti itu, Mahmudi menilai generasi muda Kampung Bugis sebenarnya punya peluang besar untuk mengambil keuntungan finansial. Namun, pilihan mereka berbeda.
“Subhanallah, saya sampai merinding,” tutur Mahmudi, terharu. “Demi menjalankan amanah leluhur, mereka tetap menghibahkan tanah ini. Kami punya kewajiban moral untuk segera merealisasikan asrama haji ini. Mohon doanya.”
Jadi, di tengah gempuran nilai properti yang melambung tinggi, ada secarik kisah tentang memegang teguh amanah dan berbagi untuk kemaslahatan yang lebih luas. Sebuah langkah awal yang sederhana, tapi berat maknanya.
Artikel Terkait
Rustam Effendi Klaim Foto di Ijazah Jokowi Palsu: Lihat Saja Mulut dan Kacamatanya
Bahlil Tegaskan Golkar Bukan Kendaraan Pribadi
Membongkar Kultur Diam: Ketika Kompromi Melahirkan Ketimpangan
Jogja Siaga Sampah, Lonjakan 40 Persen Mengintai Saat Nataru