Setelah berhari-hari terputus, akses utama penghubung Bireuen dan Aceh Utara akhirnya pulih. Jembatan Bailey di lokasi Awe Geutah resmi berfungsi, menggantikan jembatan lama yang hanyut diterjang banjir bandang pekan lalu.
Bencana yang terjadi pada Kamis, 18 Desember itu, memang merusak parah. Tapi, upaya perbaikan tak butuh waktu lama. Kementerian PUPR bergerak cepat, berkolaborasi dengan personel TNI dari Kodam Iskandar Muda. Mereka bahu-membahu menyelesaikan jembatan darurat ini dalam hitungan hari.
Kini, struktur baja itu membentang di atas Sungai Peusangan. Suara kendaraan yang lalu-lalang sudah kembali terdengar, mengakhiri keterisolasian sejumlah wilayah.
Keberadaan jembatan ini bukan cuma soal konektivitas biasa. Di sisi lain, ini adalah urat nadi yang vital. Logistik bantuan untuk korban bencana, mulai dari makanan hingga obat-obatan, kini bisa dialirkan lebih lancar. Bagi warga, ini juga secercah harapan untuk memulai kembali aktivitas ekonomi yang sempat mandek total.
Pemulihan ekonomi daerah terdampak, meski masih panjang, setidaknya sudah bisa dimulai. Jembatan Bailey Awe Geutah menjadi bukti bahwa setelah bencana, yang tersisa bukan hanya kerusakan, tapi juga semangat untuk bangkit lebih cepat.
Artikel Terkait
22 Luka Tusuk dan Kisah Pilu Bocah 9 Tahun di Rumah Politikus Cilegon
Data Menggunung, Tata Kelola Tercecer: Dilema Harta Karun Digital Indonesia
Tuntutan Dipangkas, Kakek 75 Tahun Menangis di Kursi Pesakitan
Megawati Murka: Buzzer hingga Bantuan Mi Instan Dikecam di Tengah Kisah Lapangan