Di sejumlah titik strategis Aceh, seperti di atas jembatan atau tiang-tiang pinggir jalan, bendera putih mulai terlihat berkibar. Bukan perayaan, melainkan sebuah isyarat pilu dari warga yang sudah tiga pekan berjuang melawan banjir bandang dan tanah longsor. Pemandangan ini merebak di wilayah seperti Aceh Tamiang dan Kota Langsa, menjadi simbol protes sekaligus jeritan hati mereka yang merasa terabaikan.
Bagi warga di sana, kain putih itu adalah bahasa keputusasaan. Sebuah penyerahan diri secara metaforis, karena mereka merasa benar-benar tak berdaya. Rumah rusak, aktivitas lumpuh, perekonomian terpukul dan bencana seolah tak kunjung ada ujungnya. Aksi kolektif mengibarkan bendera itu dilakukan dengan satu harapan sederhana: agar suara mereka didengar oleh pemerintah pusat, agar ada penanganan yang lebih serius dan cepat turun ke lapangan.
Lantas, bagaimana tanggapan pemerintah?
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengaku baru mendengar kabar tersebut. Saat ditemui di sekitar Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (17/12/2025), responsnya singkat.
Artikel Terkait
Gunungan Sampah di Tangsel Mulai Berkurang, Tapi Masih Ada yang Menggunung di Kolong Flyover
Ratusan Juta Rupiah Disita KPK dari Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah
Fortuner Modifikasi Jadi Gudang Solar Ilegal, Bocor dan Bikin Warga Jatuh
Istri Oknum Polisi Gerebek Rumah Selingkuhan, Laporannya Mengambang Sejak Agustus