Laporan yang masuk ke Polda Metro Jaya soal dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi, lagi-lagi memantik perdebatan. Banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang sedang terjadi di balik semua ini? Nah, menurut pengamatan Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar, aroma politiknya tercium sangat kuat. Terlalu kuat, malah.
“Kasus ijazah ini berlarut-larut, ya, sudah 8 bulan lebih bahkan kalau untuk Roy Suryo dan kawan-kawan,” ujarnya dalam tayangan Kompas TV, Senin (15/12/2025).
“Ini pasti terlihat sekali orkestrasi politik,” tegasnya.
Mardiansyah tak sungkan menyebut, ada banyak pihak yang main dalam genderang kasus ini. Mereka, kata dia, punya kepentingan besar terhadap kekuasaan. Intinya, ini bukan sekadar urusan dokumen. Ada agenda lain yang jauh lebih kompleks.
Di sisi lain, dia secara blak-blakan menyebut bahwa para pemain ini adalah mereka yang kecewa dengan hasil Pilpres 2024 lalu. Kekecewaan itu, menurutnya, punya akar yang jelas.
“Bahwa banyak orang kecewa, Pak Jokowi akhirnya mengalihkan dukungannya kepada Pak Prabowo, dan di situ ada anaknya yang menjadi wakil presiden. Tentu bisa membuat orang menjadi kecewa dan sakit hati,” papar Mardiansyah.
Dari situlah, lanjutnya, muncul berbagai upaya. Tujuannya satu: mendegradasi popularitas dan elektabilitas Jokowi maupun Gibran. “Yang itu ujung-ujungnya pasti kepentingan politik kekuasaan. Dan kalau memang itu dibantah, boleh juga, tapi bahwa kita juga berpikir ke arah sana kan juga sah-sah saja, ya,” tambahnya dengan nada lugas.
Artikel Terkait
Lima Kios di Kalideres Hangus Diterjang Si Jago Merah
Tiga ABK Masih Hilang, Pencarian Intensif Dilanjutkan di Laut Jawa
Ketika Masa Kecil Tak Lagi Ringan: Beban yang Tak Kasat Mata di Pundak Generasi Muda
Tito Soroti Harmonisasi Program, Kunci Pembangunan Papua Tak Lagi Tersendat