Sambung Riono. Akibatnya, muncul dugaan kuat adanya perbuatan memperkaya diri atau korporasi secara melawan hukum. Hitungan kerugian negaranya fantastis: ada kemahalan harga Chromebook senilai Rp1,5 triliun lebih, ditambah pengadaan perangkat CDM yang dianggap tak perlu senilai Rp621 miliar. Totalnya melambung di atas Rp2,1 triliun.
Di sisi lain, Nadiem sendiri mengaku sedang melalui masa yang berat. Saat berkas kasusnya dilimpahkan ke penuntut umum bulan lalu, ia bercerita tentang tekanan yang dirasakannya.
“Saya alhamdulillah sehat walaupun ini masa yang sulit bagi saya karena terpisah dengan keluarga. Empat anak saya masih sangat kecil sehingga sangat membutuhkan ayahnya,”
Kata Nadiem usai proses pelimpahan. Meski begitu, ia bersyukur masih diberi kesehatan dan kekuatan. “Mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia, semoga Allah memberikan saya keadilan,” tambahnya.
Pihak pengacara sudah menyatakan kesiapan. Mereka bersikukuh kliennya akan membuka semua fakta di persidangan Tipikor Jakarta nanti.
“Kami sampaikan bahwa Pak Nadiem siap menerima segala konsekuensi dari semua kebijakannya dan siap menghadapi persidangan ini,”
Jelas pengacaranya, Ari Yusuf Amir. Bahkan, tim hukum itu mengklaim kebijakan pengadaan yang dibuat Nadiem justru menghemat uang negara sekitar Rp1,2 triliun. Klaim yang tentu bakal diperdebatkan sengit di ruang sidang.
Sidang hari ini baru permulaan. Perjalanan panjang menuju putusan masih menanti.
Artikel Terkait
Pernyataan Prabowo Soal Bencana Picut Badai Kritik: Ini Nyawa, Bukan Angka Statistik
Menjaga Iman di Tengah Kemeriahan: Antara Toleransi dan Tasyabbuh
Didu: Oligarki Penguasa Sejati, Ancaman Bubarnya Indonesia Makin Nyata
Prabowo Bentuk Komite Khusus untuk Pacu Pembangunan Papua