Dia menegaskan komitmen pemerintah, khususnya dari pimpinan seperti Prabowo Subianto, terhadap dunia pesantren. “Pak Prabowo langsung punya komitmen dan keinginan yang tinggi kalau sudah menyangkut pesantren. Karena beliau menyadari penuh sejarah pesantren,” tutur Cak Imin. Poinnya jelas: para santri berhak belajar dengan rasa aman dan nyaman.
Di sisi lain, rasa syukur yang mendalam diungkapkan oleh pengasuh ponpes, KH Abdus Salam Mujib. Perhatian pemerintah ini, baginya, adalah sebuah anugerah yang tak terbalas.
Pesantren yang ia asuh ini bukanlah tempat biasa. Menurut penuturannya, Al Khoziny telah berdiri kokoh jauh sebelum Indonesia merdeka. “Pesantren kami ini sebetulnya berdiri di sekitar tahun 1918 atau 17,” ucap dia. Sejarah panjang itu kini memasuki babak baru, sebuah babak rekonstruksi penuh harap setelah reruntuhan.
Artikel Terkait
Dandhy Laksono: Indonesia Bisa Jadi Negara Miskin dalam 20 Tahun
Pelukan Hangat Prabowo di Tengah Puing Bencana
Di Pangandaran, Pak Wagyo Bertahan dengan Papan Selancar dan Filosofi Sepuasnya
Tragedi Tritih Kulon: Truk Tangki Semen Banting Setir, Empat Nyawa Melayang