Menurut Niken, Indonesia sedang menyiapkan generasi emas. Dan peran perempuan sebagai istri, ibu, anggota organisasi sama sekali bukan hal sepele. Justru dari tangan merekalah karakter bangsa ditempa. Rumah yang harmonis melahirkan anak berintegritas. Ibu yang cerdas dan berdaya akan menumbuhkan generasi yang siap bersaing di panggung global.
“Melalui Dharma Wanita Persatuan, kita belajar untuk tak hanya mendampingi, tetapi juga memberi makna. Kita tidak sekadar hadir, tetapi turut mengambil peran,” tegasnya.
Memasuki usia ke-26, harapannya adalah DWP semakin matang visinya, kuat perannya, dan luas manfaatnya. Kebersamaan di dalam organisasi mesti terus dirawat dengan penuh cinta dan amanah. Ke depan, peran DWP harus makin kuat dalam banyak hal: meningkatkan kualitas pendidikan keluarga, mendorong kesadaran kesehatan, menguatkan ekonomi perempuan, hingga menanamkan nilai kebangsaan dan etika sosial.
“Mari kita jadikan Dharma Wanita Persatuan sebagai organisasi yang bukan hanya aktif dalam kegiatan, tetapi juga hidup dalam nilai. Bukan hanya solid dalam struktur, tetapi juga hangat dalam rasa kebersamaan,” tandas Niken.
Ia membayangkan DWP sebagai ruang tumbuh bagi perempuan Indonesia yang bersinar, cerdas, tangguh, namun tetap lembut dalam kasih sayang.
Acara puncak HUT tersebut juga diisi dengan beberapa kegiatan pendukung. Ada “Sosialisasi Pemakaian Atribut DWP” yang dipresentasikan oleh Pengurus DWP Pusat, Naida R. Yudha dan Yuni Wisnu. Tak ketinggalan, seminar bertajuk “Keselarasan Berbusana untuk Penampilan yang Cantik dan Percaya Diri” turut digelar, menghadirkan ahli personal color analysis, Dhesi Hapsari, sebagai narasumber. Semua ini seperti menyempurnakan narasi besar hari itu: bahwa membangun bangsa dimulai dari hal-hal fundamental, termasuk dari dalam diri dan keluarga.
Artikel Terkait
Pasutri Modus Pesan Bakso Hajatan Diciduk Usai Gasak Uang Pedagang
Kiai NU Jawa Desak Musyawarah Luar Biasa, Ancam Bentuk PBNU Tandingan
Tragis di Cilacap, Truk Tangki Hajar Terios hingga Ringsek, 4 Tewas
Bupati Lampung Tengah Ditangkap KPK, Dana Suap Rp5,7 Miliar untuk Tutup Utang Kampanye