Malam itu, halaman depan gedung DVI RS Polri Kramat Jati terasa begitu berat. Suasana duka menggantung, menyelimuti setiap sudut. Di antara kerumunan keluarga yang matanya penuh tanya, berdiri Prasetyo. Tatapannya kosong, nanar. Dia adalah sepupu Novia, perempuan 25 tahun yang jadi korban kebakaran mengerikan di Terra Drone.
Kabarnya datang tiba-tiba. Prasetyo masih dalam perjalanan ketika telepon itu berdering.
"Tadi lagi di jalan, kayaknya habis asar. Sekitar jam tiga lah," ujarnya pada wartawan, suaranya rendah dan lirih.
"Mertua yang nelpon. Dia dapat kabar dari suaminya Novia. Tapi dari mana suaminya tahu, saya enggak paham."
Kini, dia cuma bisa mendampingi. Menemani suami dan mertua Novia yang hancur di RS Polri ini. Kepergian Novia sungguh pilu. Bagaimana tidak? Perempuan itu sedang hamil tua, menanti kelahiran anak pertamanya yang rencananya di Januari nanti.
"Usia kandungannya udah tua. HPL-nya Januari, jadi sebentar lagi mau lahir," kata Prasetyo, mencoba menjelaskan.
Yang membuatnya semakin sesak, Novia masih aktif bekerja di Terra Drone meski kondisi tubuhnya sudah berat. Menurut Prasetyo, saat api berkobar, sepupunya itu terjebak di lantai lima.
Dia sempat berusaha menyelamatkan diri dengan turun. Tapi asap di bawah sudah terlalu pekat, menghalangi jalan. Novia pun terpaksa naik kembali dan akhirnya tak bisa keluar dari lantai itu.
Artikel Terkait
Gempa 7,5 M Guncang Aomori, Jepang Siaga Tsunami dan Gempa Susulan
Bibit Siklon 91S di Selatan Lampung, BMKG: Peluang Berkembang ke Level Siklon Tropis Masih Rendah
Wawancara Jokowi Soal Ijazah: Solusi Tak Jelas, Keraguan Malah Mengental
Harmonisasi Rampung, Remunerasi BLUD Puskesmas Mempawah Siap Ditetapkan