Di sisi lain, Thailand bersikukuh bahwa tindakan mereka sah. Media The Nation memberitakan bahwa serangan balik dilakukan sesuai aturan internasional, dan pertempuran di lapangan disebut masih berlangsung.
Pasukan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) menegaskan bahwa sasaran mereka murni instalasi militer di wilayah Kamboja. Setiap misi, klaim mereka, direncanakan dan dijalankan dengan mematuhi protokol keamanan dan hukum internasional. Pencegahan korban sipil jadi prioritas utama.
Juru bicara RTAF, Marsekal Udara Jackkrit Thammavichai, menjelaskan alasan di balik operasi ini.
"Kamboja telah memobilisasi persenjataan berat, menempatkan kembali unit-unit tempur, dan mempersiapkan elemen pendukung tembakan -- aktivitas yang dapat meningkatkan operasi militer dan menimbulkan ancaman bagi wilayah perbatasan Thailand. Perkembangan ini mendorong penggunaan kekuatan udara dan mengurangi kemampuan militer Kamboja ke tingkat minimum yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan nasional dan melindungi warga sipil," papar Jackkrit.
Ia menambahkan, seluruh operasi dilakukan dengan sangat hati-hati. Sasaran dibatasi pada infrastruktur militer yang dianggap sebagai ancaman langsung: gudang senjata, pusat komando, dan rute logistik.
RTAF berjanji akan terus bertindak secara bertanggung jawab. Mereka menyatakan akan selalu menanggapi setiap ancaman terhadap kedaulatan dan keselamatan rakyat Thailand, dengan tujuan akhir menjaga stabilitas kawasan dan mencegah eskalasi yang lebih parah.
Artikel Terkait
Zulfa Mustofa Siap Buka Dialog, Tantangan Dualisme PBNU Menanti
48 Warga Sulut Digagalkan Berangkat Ilegal, BP3MI Catat Rekor Pencegahan
Empat Agenda Prioritas KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat Ketum PBNU
Bupati Aceh Selatan Diberhentikan Sementara Usai Umrah Tanpa Izin di Tengah Bencana