Dan benar, Kabar Kilat pun meledak dengan headline yang mengguncang: "Bom Waktu Internal Partai Reformis Meledak; Tokoh Senior Diduga Korupsi Dana Alkes! Pelanggaran Pasal Berlapis UU Tipikor!"
Reaksi publik luar biasa. Citra partai yang tadinya diagungkan runtuh dalam sekejap. Sang sesepuh, yang sedang dalam perjalanan menuju debat publik, terpaksa putar balik dan menghilang dari peredaran. Mungkin sedang mencari tempat persembunyian yang lebih aman.
Konferensi pers Fitrah kali ini penuh drama. Dia bercerita tentang perjalanannya, dilema etis yang dihadapi, dan alasan dia membongkar kebusukan dari dalam.
Skandal itu memaksa KPK bergerak cepat mungkin khawatir kalah lagi sama wartawan. Sang sesepuh akhirnya ditangkap. Partai itu mengalami krisis kepemimpinan parah, dan pembubaran massal sepertinya tinggal menunggu waktu.
Fitrah kembali menjadi wartawan tetap. Lencana barunya terasa lebih berat di dada, penuh makna. Dia belajar satu hal penting: integritas adalah mata uang paling berharga. Baik di UGD, Polresta, pengadilan, maupun di gedung DPR yang megah.
Di sebuah sore yang tenang, Fitrah duduk di mejanya. Ponselnya sudah penuh baterai, siap tempur. Bos Top melintas dan tersenyum.
Fitrah balas tersenyum, menatap keluar jendela. “Entahlah, Bos. Mungkin saya akan liput hal-hal yang lebih tenang. Biro jodoh, atau kuliner mungkin. Yang jelas, saya siap untuk babak selanjutnya. Asal jangan disuruh urus ceker ayam oplosan lagi.”
Aroma tinta masih tercium. Fitrah Nusantara siap untuk tantangan baru, kini dengan bekal kebijaksanaan ekstra dari dunia politik yang penuh aroma janji palsu.
Artikel Terkait
BMKG Pastikan Indonesia Aman dari Tsunami Usai Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Jepang
Gempa 7,6 Magnitudo Guncang Aomori, Peringatan Tsunami Diberlakukan
Sungai di Tanah Datar Tiba-tiba Raib, Ahli Geologi Ungkap Dua Skenario
BMKG Waspadakan Hujan Ekstrem hingga Awal Januari, Jawa Jadi Sorotan