Malam itu di Posko Terpadu Aceh Besar, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan laporannya. Di hadapan Presiden Prabowo Subianto, ia mengakui bahwa proses identifikasi korban bencana di Sumatera dan Aceh masih menemui kendala yang cukup serius. Bayangkan saja, dari 903 jenazah yang sudah ditangani, sebanyak 221 di antaranya masih belum diketahui identitasnya.
“Masalah penanganan jenazah, terutama yang belum teridentifikasi, ini yang jadi perhatian kami,” ujar Sigit dalam rapat terbatas Minggu (7/12) malam itu.
“Dari total 903 jenazah, masih ada 221 yang belum kami kenali. Situasi ini, mau tidak mau, menuntut penambahan tempat penyimpanan sementara.”
Menurutnya, kebutuhan akan ruang penyimpanan yang layak ini juga merupakan permintaan dari keluarga korban. “Karena itu memang menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” tambahnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Polri sudah bergerak cepat. Mereka mendirikan cold storage atau ruang pendingin darurat di Sumatera Barat. Tujuannya jelas: menjaga kondisi jenazah tetap layak hingga proses identifikasi bisa tuntas.
Artikel Terkait
Pesawat Tempur Thailand Serang Wilayah Sengketa, Kamboja Klaim Tak Membalas
Domino dan Deforestasi: Sorotan Gelap di Balik Tuntutan Mundur Raja Juli
Banjir Tapanuli: Saat Hutan Batang Toru Menjerit dan Politik Masa Lalu Datang Menagih
Rob Mengganas di Pontianak, Genangan Air Laut Capai Ketinggian 1,8 Meter