Nada serupa terdengar kuat dalam maklumat itu. Pesantren Krapyak menilai, ketegangan yang justru diperkeruh dengan langkah-langkah di luar mekanisme resmi jam’iyyah sangat berbahaya. Belum lagi pernyataan-pernyataan provokatif yang mudah tersebar di media sosial. Semua itu, di mata mereka, hanya akan mengganggu kerja organisasi dan merusak stabilitas kelembagaan NU yang sudah dibangun puluhan tahun.
Karena itulah, seluruh Nahdliyin diajak untuk tenang.
“Perbanyak doa, jaga ketenangan, dan hindari konflik terbuka,” begitu pesan yang ditegaskan.
Terlepas dari dinamika ini, fokus utama Pesantren Krapyak tetaplah pada dunia pendidikan. Penguatan tradisi keilmuan serta pembinaan moral dan spiritual para santri adalah khidmah nyata mereka. Mereka berharap dinamika di PBNU cepat selesai secara tertib, agar program-program keumatan bisa kembali berjalan stabil tanpa hambatan.
Maklumat penting ini ditandatangani oleh sederet nama besar pengasuh Pesantren Krapyak. Di antaranya KH. Jirjis Ali Maksum, KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir Munawwir, dan Nyai Hj. Ida Fatimah Zaenal Abidin. Kemudian ada juga KH. Muhtarom Busyro, KH. R. Chaidar Muhaimin Afandi, serta KH. Ahmad Shidqi Masyhuri sendiri.
Tak ketinggalan, KH. Nilzam Yahya, KH. Munawwar Ahmad Munawwir, Nyai Hj. Ida Rufaida Ali Maksum, dan KH. Fairuzi Afiq Dalhar Munawwir juga turut membubuhkan tanda tangan, bersama pengasuh lainnya.
Artikel Terkait
Stigma Lebih Mematikan: Perang ODHA Melawan Prasangka di Indonesia
Kebakaran Gedung Terra Drone: 22 Tewas, Diduga Dipicu Ledakan Baterai
Kiai Zulfa Mustofa: Saya Ingin Jadi Solusi, Bukan Bagian dari Konflik
Ibu Reyhan Berduka: Kenapa di Kantor Tak Ada Simulasi Darurat?