Di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, suasana terasa tegang namun penuh harap. Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas di posko penanganan bencana Aceh, Minggu lalu. Dari pertemuan itu, muncul angka yang membuat banyak orang terhenyak: pemulihan total wilayah yang dilanda banjir di Aceh membutuhkan dana tak kurang dari Rp 25,41 triliun.
Anggaran sebesar itu diungkapkan langsung oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto. Menurutnya, angka tersebut bukan asal tebak. Ia mendapatkannya setelah berkoordinasi intens dengan Kementerian Pekerjaan Umum.
Kerusakannya memang luar biasa. Bayangkan saja, lebih dari 37.500 rumah warga hancur atau rusak. Banyak di antaranya hilang sama sekali, tersapu arus deras banjir. Lalu, bagaimana dengan rumah yang masih berdiri tapi tak layak huni? Suharyanto menjelaskan, tim di lapangan punya kriteria khusus untuk menilai kerusakan sedang dan ringan.
Namun begitu, dampaknya jauh lebih luas dari sekadar permukiman. Infrastruktur publik porak-poranda. Jembatan putus, jalan hancur. Tempat-tempat ibadah, sekolah, hingga pondok pesantren tak luput dari amukan air. Puskesmas dan rumah sakit juga terdampak, yang tentu saja memperparah kondisi darurat kesehatan.
Artikel Terkait
Selebgram Dian Permatasari Geram, Dinsos Langkat Minta Drop Bantuan Banjir ke Kantor
Fitrah Nusantara dan Bom Waktu Dana Alkes yang Mengguncang Partai Reformis
8 Desember: Dari Astraea di Langit hingga Tragedi di Pintu Dakota
Ketika Berita Bencana Menjadi Cermin Luka yang Masih Perih