Di lokasi lain, Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Hutabarat turun langsung meninjau proses pengerukan dengan alat berat. Ia juga melihat kondisi jalan di KM 33,5 yang terputus sekitar 30 kilometer dari Tarutung dan 30 kilometer lagi menuju Sibolga.
“Terima kasih kepada seluruh lembaga, kelompok masyarakat, baik perorangan maupun organisasi yang telah membantu. Kami berusaha maksimal menyalurkan segala bantuan untuk warga terdampak,” ujarnya.
Jonius juga menyampaikan apresiasi kepada BNPB, TNI, dan Polri atas dukungan logistik dan tenaga dalam penanggulangan bencana ini.
“Saya lihat semuanya bersatu-padu, berkolaborasi. Ini yang kita butuhkan,” tegasnya.
Perhatian Beralih ke Aceh
Sementara di Aceh, upaya penanganan juga digenjot. Polri memberangkatkan Kapal Wisanggeni 8005 pada 3 Desember lalu untuk memperkuat penanganan banjir, terutama di Aceh Tamiang yang jadi prioritas.
Sebanyak 183 personel dikerahkan. Mereka berasal dari Polda Aceh dan Mabes Polri, yang akan diperbantukan untuk memperkuat Polres di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Langsa, dan Lhokseumawe.
Bantuan logistik berisi beras, mie, gula, kopi, hingga kebutuhan sanitasi dikirim via kapal dari Pelabuhan Malahayati menuju Krueng Geukueh. Dari sana, distribusi dilanjutkan ke lima wilayah terdampak.
Langkah ini diambil untuk mempercepat respons darurat, mengingat akses darat ke Aceh Tamiang masih sangat terbatas. Polri memastikan bantuan bisa tiba tepat waktu dan menjangkau semua titik yang membutuhkan.
Artikel Terkait
DPR Desak Menteri Kehutanan Bertanggung Jawab atas Banjir dan Longsor di Sumatera
Mahasiswa Unila Dihadiahi Tuntutan 16 Tahun, Perdamaian dengan Keluarga Korban Jadi Tumpuan
Banjir Sumatera: Bencana Alam atau Kegagalan Negara?
Prabowo Balas Guci Cina dengan Kabar Kelahiran Bayi Panda