Hujan masih mengguyur pelan ketika warga Kandy, Sri Lanka, mulai mengais-ngais puing. Mereka mencari apa saja yang bisa diselamatkan barang, kenangan, atau mungkin tanda kehidupan dari reruntuhan rumah yang hancur diterjang longsor. Bencana itu datang tak lama setelah Topan Ditwah melanda, menghantam dataran tinggi dengan angin kencang dan hujan yang tak henti.
Menurut sejumlah saksi, situasinya benar-benar kacau. Tanah bergerak tak terduga, menyapu permukiman dalam sekejap. Korban jiwa terus bertambah, dan angka terbaru yang dikutip dari Reuters sungguh memilukan: 355 orang tewas. Yang mencemaskan, masih ada 366 orang lainnya yang dinyatakan hilang, nasibnya belum jelas.
Di sisi lain, dampak siklon ini ternyata jauh lebih luas. Bukan cuma longsor, tapi juga banjir besar yang turut melumpuhkan wilayah. Kombinasi mematikan ini menjadikan Ditwah salah satu bencana alam paling dahsyat yang pernah dihadapi negara itu.
Artikel Terkait
Taliban Tembak Mati Pembunuh Hamil di Hadapan Publik
Setelah 21 Tahun Hilang, PMI Korban Penyekapan Masih Tertahan di Malaysia
Supermoon Picu Ancaman Banjir Rob di Pesisir Lampung, Warga Diminta Siaga
Jembatan Ambrol, Warga Tapanuli Tengah Bangun Akses Darurat di Tengah Banjir