“Ini nantinya akan membersamai langkah hidupnya,” imbuhnya.
Maka, tak berlebihan jika Arifah menyebut peran ayah adalah investasi berharga. Investasi untuk membentuk karakter, menumbuhkan empati, dan membangun ketahanan terhadap praktik korupsi.
“Ayah yang berintegritas adalah fondasi bagi bangsa yang berintegritas,” jelas dia.
Di akhir paparannya, Arifah menyentuh soal warisan. Bukan harta atau jabatan yang ia sebut sebagai warisan terbesar.
“Warisan terbesar seorang ayah adalah karakter anak-anaknya. Dan melalui karakter itulah masa depan bangsa ini dibentuk,” lanjutnya.
Pesan itu sederhana, tapi berat. Di tengah upaya pemberantasan korupsi yang kerap fokus pada sistem dan hukum, Arifah mengingatkan kita untuk melihat ke rumah kita sendiri. Karena dari sanalah semuanya bermula.
Artikel Terkait
Ketika Nama Jenderal Menjadi Alamat Penderitaan Rakyat
Luhut Buka Suara Soal Polemik Bandara IMIP: Tidak Ada Republik di Dalam Republik
KUHAP Baru Tambah Empat Upaya Paksa, Izin Pengadilan Diperketat
Sorak-Sorai Merpati di Tengah Beton: Kisah Pehobi Jakarta Bertahan di TPU Menteng Pulo