Tumbler dan Geliat Revolusi Hijau di Kalangan Kampus

- Rabu, 26 November 2025 | 16:00 WIB
Tumbler dan Geliat Revolusi Hijau di Kalangan Kampus

Mahasiswa dan Semangat Gaya Hidup Berkelanjutan

Kalau kamu perhatikan di kampus-kampus sekarang, tumbler seakan sudah jadi aksesori wajib yang nempel di tas mahasiswa. Fenomena sederhana ini ternyata punya makna yang dalam. Di tengah gencarnya isu krisis iklim, kebiasaan membawa wadah minum sendiri ini menjadi bukti nyata kepedulian generasi muda terhadap lingkungan.

Ini bukan sekadar tren sesaat. Bagi banyak mahasiswa, tumbler sudah jadi bagian dari identitas mereka generasi yang sadar akan pentingnya gaya hidup minim sampah. Yang menarik, gerakan kecil ini ternyata punya dampak besar dalam mengurangi sampah plastik sekali pakai.

Dampak yang Lebih dari Sekedar Tren

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah plastik masih menjadi masalah serius di Indonesia. Botol air mineral dan gelas cup termasuk penyumbang terbesar yang membanjiri tempat pembuangan akhir.

Nah, di sinilah peran tumbler menjadi penting. Bayangkan, dengan membawa wadah minum sendiri, satu mahasiswa bisa mengurangi puluhan bahkan ratusan sampah plastik dalam setahun. Kalau dikalikan dengan ribuan mahasiswa di sebuah kampus, angkanya jadi luar biasa.

Manfaatnya tidak berhenti di lingkungan saja. Dari sisi ekonomi, mahasiswa bisa lebih hemat karena tidak perlu terus-menerus beli minuman kemasan. Plus, kebiasaan ini mendorong mereka untuk minum air putih lebih teratur double benefit, kan?

Realita di Lapangan: Antara Niat dan Kendala

Meski terlihat sederhana, praktik hidup berkelanjutan ini tidak selalu mulus. Masalah utama yang sering dihadapi mahasiswa adalah minimnya fasilitas pengisian ulang air di kampus. Alhasil, meski sudah bawa tumbler, tetap saja harus beli air kemasan kalau isinya habis.

Budaya konsumtif dan rasa malas bawa barang tambahan juga jadi tantangan tersendiri. Belum lagi kantin kampus yang masih mengandalkan penjualan minuman kemasan karena belum ada kebijakan jelas soal pembatasan plastik.

Jadi, meski niatnya sudah ada, lingkungan yang belum mendukung sering menjadi penghalang.


Halaman:

Komentar