Sebuah tragedi memilukan terjadi di tanah Papua. Irene Sokoy, seorang ibu hamil asal Kampung Hobong, meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya pada Senin, 17 November 2025. Perjalanan panjang dan melelahkan yang penuh penolakan akhirnya berakhir dengan kematian.
Menurut penuturan iparnya, Ivon Kabey, Irene sebenarnya sudah dibawa ke RSUD Yowari sejak Minggu siang, 16 November. Mereka tiba di sana sekitar pukul tiga sore. Saat itu, kondisi Irene sudah cukup kritis dengan pembukaan enam dan ketuban yang telah pecah. Tapi entah mengapa, proses persalinan tak kunjung ditangani. Ada dugaan bayi berukuran besar, sekitar empat kilogram, yang membuat pihak rumah sakit seolah ragu.
"Awalnya kami tiba di RSUD Yowari pukul 15.00 WIT dengan status pasien pembukaan enam dan ketuban pecah, tetapi proses persalinan tidak kunjung ditangani karena dugaan bayi berukuran besar, yakni empat kilogram," kata Ivon.
Melihat kondisi Irene yang semakin gelisah, keluarga pun mendesak agar rujukan dipercepat. Namun, surat rujukan baru selesai mendekati tengah malam. Itu belum selesai. Ambulans yang ditunggu-tunggu ternyata baru tiba pukul 01.22 WIT, di hari Senin dini hari.
Perjalanan berlanjut ke RS Dian Harapan dan RS Abe. Tapi lagi-lagi, harapan pupus. Kedua rumah sakit itu menolak dengan alasan ruangan penuh dan sedang renovasi.
"Rujukan ke RS Dian Harapan dan RS Abe menolak karena ruangan penuh serta renovasi fasilitas," katanya.
Setelah dua kali ditolak, mereka mencoba peruntungan di RS Bhayangkara. Di sini, penolakan justru terasa lebih menyakitkan. Irene tidak diterima karena keluarga tidak mampu membayar uang muka sebesar Rp 4 juta.
"Lanjut kami ke RS Bhayangkara pasien tidak diterima tanpa uang muka Rp 4 juta," ujarnya dengan nada getir.
Tanpa pilihan lain, Irene kembali dirujuk ke RSUD Dok II Kota Jayapura. Namun, nasib berkata lain. Pukul 05.00 WIT, di dalam perjalanan, Irene menghembuskan napas terakhir. Bayi dalam kandungannya ikut tak terselamatkan.
"Sejak awal adik ipar saya tidak ditangani dengan baik, kami ke beberapa rumah sakit dan terus ditolak, sampai akhirnya adik saya meninggal dalam perjalanan bersama bayi yang dikandung," katanya.
Respon RSUD Yowari dan Janji Audit
Merespon kejadian ini, Direktur RSUD Yowari, drg Maryen Braweri, menyatakan Dinas Kesehatan Papua akan segera melakukan audit maternal. Tujuannya untuk menelusuri penyebab kematian Irene dan bayinya.
Artikel Terkait
Pelaku Penculikan Alvaro Kiano Akhirnya Diamankan Polisi
Setelah 21 Tahun Disiksa di Malaysia, Pekerja Migran Asal Temanggung Akhirnya Bebas
Kerangka Bocah di Pesanggrahan Diduga Alvaro, Satu Tersangka Diamankan
Nyaris Tabrak, Ricuh Berujung Tusukan di Tomohon