Dengan hujan yang turun di Kampung Cipari, Kabupaten Bogor, Kamis (20/11) siang lalu, suasana tampak tenang. Tapi di balik itu, sebuah tragedi mengerikan sedang berlangsung. Seorang wanita berusia 59 tahun, berinisial N, menjadi korban pembunuhan keji oleh NAF (32), yang ternyata adalah orang kepercayaannya.
Semuanya berawal dari uang tabungan. Korban berniat mengambil uangnya sebesar Rp 12,5 juta lebih yang dititipkan pada NAF. Uang itu rencananya untuk biaya umrah.
Menurut AKP Anggi Eko Prasetyo dari Satreskrim Polres Bogor, pelaku mendatangi rumah korban sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka berdua terlibat pembicaraan yang awalnya mungkin biasa saja. Namun, situasi berubah ketika NAF meminta kelonggaran waktu untuk mengembalikan uang tersebut.
"Pelaku meminta kelonggaran pengembalian uang tabungan kepada korban hingga terjadi cekcok keduanya," jelas Anggi dalam jumpa pers di Mapolres Bogor, Sabtu (22/11) malam.
Pertengkaran itu sempat mereda. Hujan yang masih turun rintik-rintik membuat NAF bertahan di rumah itu hingga waktu Magrib tiba. Saat itulah, niat jahatnya mulai diwujudkan.
Saat korban sedang salat Magrib, dalam posisi sujud, NAF tiba-tiba mengambil balok kayu dan menghujamkannya ke tubuh wanita itu. Dua kali pukulan dilancarkan.
Korban sempat melawan. Tapi pelaku terus menyerang hingga korban terjatuh ke sebuah etalase. Kaca etalase itu pecah berantakan, dan serpihannya melukai kepala korban.
Yang mengejutkan, setelah peristiwa sadis itu, korban masih sadar. Bahkan keduanya sempat berbicara. Dalam kondisi luka-luka, korban justru meminjamkan uang dan perhiasan kepada pelaku.
"Setelah itu pelaku dan korban sempat berbincang, dan dalam perbincangannya itu pelaku meminjam uang sejumlah Rp 1 juta kepada korban, dan oleh korban diberikan perhiasan berupa gelang dan cincin," kata Anggi.
NAF kemudian membersihkan darah yang mengotori tubuh korban. Dia meminta maaf dan mengajak korban ke rumah sakit. Tapi korban menolak. Penolakan ini memicu keributan baru.
"Perhiasannya sempat dikembalikan oleh pelaku kepada korban dan seketika itu kemudian korban menjambak pelaku yang menyulut emosi daripada pelaku," ujarnya.
Emosi NAF pun meledak. "Dan kemudian dibalas oleh pelaku dengan mendorongnya kembali kemudian ditutup bagian muka atau wajahnya dengan menggunakan bantal hingga kehabisan napas dan bagian dada itu kemudian diduduki oleh si pelaku," lanjut Anggi.
Tapi itu belum selesai. NAF mengambil pisau dari dalam kamar korban dan menikam leher korban. Satu tusukan pertama ternyata belum cukup.
Artikel Terkait
Kemensos Perkuat 635 Pendamping Sosial untuk Tuntaskan 26 Masalah Krusial
Vonis Mati 17 Warga Yaman: Mata-Mata Israel hingga AS Dibongkar
Pencarian Dua Korban Longsor Cilacap Berakhir dengan Tabur Bunga dan Keikhlasan
Prabowo dan Starmer Sepakati Kemitraan Strategis, Siapkan 10.000 Beasiswa untuk Indonesia