Penggerebekan Narkoba di Banyuasin Berakhir Bak Adegan Film
Penggerebekan narkoba yang seharusnya berjalan lancar di Desa Tanjung III, Kecamatan Rantau Bayur, Banyuasin, justru berubah jadi mencekam. Bayangkan saja, 35 personel Satuan Reserse Narkoba Polres Banyuasin harus menghadapi perlawanan yang sama sekali tak terduga. Bukan tembakan atau senjata tajam, melainkan teriakan histeris dan aksi ibu-ibu yang berguling-guling di tanah. Suasana makin kacau ketika bedug masjid dipukul berulang kali, seolah memberi sinyal bahaya pada warga sekitar.
Semua bermula pada Kamis pagi (20/11/2025) sekitar pukul 06.30 WIB. Tapi persiapannya sudah dimulai jauh lebih pagi. Pukul 04.00 WIB, para polisi sudah bergerak dari Mapolres dengan menggunakan speedboat. Mereka menyusuri sungai dengan hati-hati, menuju wilayah yang dikenal sebagai “zona merah” peredaran narkoba di pinggiran Sungai Musi. Rencananya, ini akan jadi operasi senyap.
Namun begitu mendekati lokasi, strategi itu buyar. Beberapa ibu-iba tiba-tiba keluar rumah sambil menjerit-jerit. Mereka lalu berguling di tanah, membuat fokus petugas sempat terpecah belah.
“Reaksi ibu-ibu itu cukup ekstrem, membuat fokus anggota sempat terpecah,” ungkap Kasat Narkoba Polres Banyuasin, Iptu Dian Idaman, Sabtu (22/11/2025).
Ketegangan pun memuncak. Warga lain mulai berdatangan, sebagian mencoba berdebat dan mendekati lokasi penggerebekan. Suasana jadi makin panas.
Artikel Terkait
Begal Sadis Serang Warga di Flyover Kampung Melayu, Motor PCX Raib
China Gebuk Protes ke PBB, Jepang Dikecam Soal Komentar Intervensi Militer di Taiwan
Prabowo dan PM Inggris Sepakati Kemitraan Maritim Senilai Rp 87 Triliun
5 Rekomendasi Drakor Komedi Detektif, Seru dan Bikin Ketawa