Gaza: 20 Ribu Jiwa Anak Melayang, Genosida Abad Ini dalam Angka

- Sabtu, 22 November 2025 | 05:25 WIB
Gaza: 20 Ribu Jiwa Anak Melayang, Genosida Abad Ini dalam Angka

Gaza (SI Online) – Momentum Hari Anak Sedunia yang jatuh setiap 20 November kali ini diwarnai laporan yang begitu suram dari Kantor Media Pemerintah Gaza. Mereka menyebut situasi di sana sebagai genosida terbesar terhadap anak-anak di abad ke-21. Sungguh, data yang dirilis itu benar-benar mengejutkan.

Bayangkan, peringatan yang seharusnya jadi momen merayakan masa depan anak justru terjadi di tengah bencana kemanusiaan paling kelam. Lebih dari satu juta anak Palestina kini hidup dalam ketakutan. Mereka menghadapi ancaman kematian, kelaparan yang merajalela, wabah penyakit, dan terusir dari rumah sendiri.

Menurut kantor media tersebut, Israel dengan sengaja dan sistematis menargetkan anak-anak Palestina. Tindakan ini dinilai sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Hak Anak. Semua aturan yang seharusnya melindungi warga sipil seolah diinjak-injak.

Angka-Angka yang Memilukan: Lebih dari 20.000 Anak Gugur

Statistik korban yang mereka paparkan benar-benar menggambarkan kedalaman tragedi ini. Mari kita lihat lebih dekat.

Pertama, soal jumlah anak yang gugur. Angkanya sudah melampaui 20.000 jiwa. Ini disebut-sebut sebagai kejahatan terbesar terhadap anak di dunia saat ini. Yang bikin hati miris, 1.015 di antaranya adalah bayi berusia di bawah satu tahun. Bahkan kelompok paling rentan pun tak luput.

Lebih dari 450 bayi lahir dan langsung meninggal karena kondisi perang yang ekstrem. Sementara itu, 154 anak lainnya tewas akibat kelaparan yang sengaja diciptakan lewat pengepungan, termasuk pelarangan masuknya makanan dan susu formula. Tak kalah memilukan, 14 anak dilaporkan meninggal karena kedinginan di kamp pengungsian. Mereka kekurangan pakaian hangat dan pemanas.

Kedua, soal cedera dan cacat permanen. Sebanyak 864 anak harus menjalani amputasi akibat pengeboman langsung. Ini disebut sebagai gelombang kecacatan massal terbesar dalam sejarah Palestina modern. Belum lagi 5.200 anak lain yang membutuhkan evakuasi medis segera, tapi izinnya ditolak Israel.

Di sisi lain, krisis nutrisi juga sangat mencemaskan. Sekitar 650.000 anak menghadapi risiko kelaparan lambat karena minimnya makanan dan terhambatnya bantuan. Sedangkan 40.000 bayi terancam meninggal akibat kekurangan susu formula. Situasi ini digambarkan sebagai "bencana kemanusiaan tanpa preseden".

Yang tak kalah menghantam adalah gelombang anak yatim. Sebanyak 56.348 anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya dalam serangan Israel. Ini menjadi salah satu gelombang yatim piatu terbesar akibat satu perang dalam sejarah modern.


Halaman:

Komentar