Faizal Assegaf Soroti Tim Reformasi Polri dan Polemik Ijazah Jokowi
JAKARTA—Dinamika sosial politik dan hukum nasional belakangan ini mendapat perhatian serius dari Faizal Assegaf. Sebagai pengamat politik, dia merasa perlu menyampaikan sejumlah masukan konstruktif. Baginya, ini adalah bagian dari upaya memperbaiki kondisi bangsa yang sedang diuji berbagai persoalan.
Soal wacana Tim Reformasi Polri, Faizal punya pandangan menarik. Menurutnya, jika memang diperlukan, pembentukan kementerian keamanan bisa menjadi solusi. Namun dengan catatan, posisi Kapolri harus tetap berada di bawah presiden. Nantinya, kementerian ini punya tugas yang tidak sederhana: meningkatkan profesionalisme, menjaga independensi, sekaligus mencegah intervensi politik dari pihak mana pun. Di sisi lain, lembaga ini juga akan berfungsi sebagai pengawas internal Polri dan menampung sumber daya kepolisian dalam struktur kementerian.
"Kami berharap tim reformasi polri berdiri tegak di atas kepentingan politik negara dengan mengedepankan pendekatan berbasis solusi serta independensi sebagai parameter kinerja," tegas Faizal Assegaf, 21/11/2025.
Tak hanya itu, Faizal juga menyoroti insiden walk out yang dilakukan tim Roy Suryo, Rismon Sianipar Hasiloan, Dokter Tifa, dan Refly Harun. Mereka meninggalkan ruang audiensi bersama Jimly Asshiddiqie yang membahas ihwal ijazah palsu Jokowi.
"Tentang insiden walkout dari kubu anti Jokowi pada forum audiensi bersama tim reformasi polri tidak boleh mendistorsi dan mengintervensi jalannya proses hukum. Biarkan seluruh proses penegakan hukum berjalan secara baik dan profesional," katanya menegaskan.
Dia bersikukuh menolak segala bentuk intervensi atau mediasi dalam penyelesaian kasus hukum RRT. Proses hukum yang sedang dijalani Polda Metro Jaya, menurutnya, harus dihormati dan didukung.
"Menolak dengan tegas seluruh proses intervensi, mediasi, dan dialog atas penyelesaian kasus hukum RRT, serta mendukung dan menghormati proses hukum yang sedang dilakukan oleh Polda Metro Jaya," ungkapnya.
Artikel Terkait
Kompor Pulsa, Gagasan Revolusioner yang Hilang Ditelan Zaman
Pramono Anung Buka Pintu untuk Reuni 212 di Monas
Di Balik Layar, Agenda Padat Gibran di Panggung G20 Johannesburg
Gaza dalam Nubuat: Kabar Surgawi di Balik Kepedihan