Serangan Rabu itu termasuk salah satu yang paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku. Tapi rekor korban harian tertinggi justru terjadi lebih awal, tepatnya pada 29 Oktober. Kala itu, lebih dari 100 orang tewas berdasarkan data dari badan pertahanan sipil dan informasi yang dikumpulkan dari lima rumah sakit di Gaza.
Di balik situasi ini, gencatan senjata sendiri didasari kesepakatan yang ditengahi AS. Kesepakatan itu juga mencakup pemulangan 48 sandera terakhir—baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal—ke Israel. Sayangnya, jenazah tiga sandera masih tertahan di Gaza.
Sementara itu, tahap kedua rencana perdamaian dari Presiden AS Donald Trump masih mandek. Beberapa isu kunci belum disepakati, terutama soal pelucutan senjata Hamas, pembentukan otoritas transisi, dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional. Semuanya masih digantung.
Artikel Terkait
Dokumen Kasus Epstein Dibuka, Transparansi Dijanjikan Meski Tak Utuh
Warga Supiturang Berjuang Keluar dari Puing Erupsi Semeru
Sindiran Ijazah Palsu di DPR Pecahkan Suasana Rapat yang Te
Guru PPPK Ditemukan Tewas Terikat di Kontrakan, Diduga Dibunuh