Sutoyo Abadi Kritik Fenomena Berebut Kekuasaan di Indonesia
JAKARTA - Koordinator Kajian Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi, menyoroti kondisi politik Indonesia yang dinilainya telah jauh dari nilai-nilai dasar pendirian bangsa. Menurutnya, rakyat Indonesia sejatinya mendambakan kehidupan yang nyaman, tenang, dan damai dalam keadilan, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
"Suara dan aspirasi rakyat semestinya didengar para penyelenggara negara. Pada hakikatnya, penguasa hanya mendapat mandat sementara dari rakyat, bukan kekuasaan yang seolah diberikan secara absolut," ujar Sutoyo Abadi dalam keterangannya, Rabu (19/11/2925).
Ia menambahkan, denyut nadi kemanusiaan sebagai dasar keberadaan negara justru semakin menjauh dari nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. "Yang penting berkuasa," sambungnya.
Sutoyo juga mengkritik kebiasaan para petinggi negara yang gemar berpidato seolah menjadi "dewa dari langit" tentang keadilan dan visi Indonesia Emas seribu tahun mendatang. Menurutnya, hal itu hanya sekadar pencitraan belaka.
Ia melanjutkan, penguasa kerap memaksa rakyat untuk mendengarkan, mempercayai, dan meyakini pidato mereka seakan fatwa yang sakral. Dengan penuh percaya diri, rakyat justru dianggap bisu, tuli, dan buta.
Artikel Terkait
BIN–Australia–Timor Leste Jalin Kolaborasi Intelijen, Pengamat: Sinyal Baru Geopolitik Indo-Pasifik
Kecerdasan Buatan Hidupkan Kembali Denyut Pasar Parit Besar Era 1970-an
Misteri Kematian Dosen UNTAG di Hotel, Perwira Polisi Jadi Pelapor Kunci
Klarifikasi KPU Surakarta: Berkas Ijazah Jokowi Utuh, Buku Agendanya yang Dimusnahkan