Menghadapi tantangan arus globalisasi dan budaya pop, Bupati Sujiwo menekankan pendekatan yang kreatif dan inklusif. Kunci utama melestarikan seni tradisi seperti wayang kulit adalah dengan menciptakan nilai dan pengalaman yang relevan bagi kaum muda.
Langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:
- Menggelar lebih banyak pertunjukan seni budaya di ruang publik yang mudah diakses.
- Mendorong kolaborasi antara dalang dan seniman tradisi dengan kreator konten muda.
- Memanfaatkan platform media sosial sebagai panggung virtual untuk memperkenalkan wayang.
Dengan strategi ini, wayang kulit tidak lagi dilihat sebagai artefak masa lampau, melainkan sebagai bagian dari identitas budaya modern yang dinamis dan terus berkembang.
"Misi kami bukan melarang generasi muda menyukai budaya luar, tetapi menciptakan peluang bagi mereka untuk mengenal dan mencintai kekayaan budayanya sendiri. Budaya akan tetap abadi selama generasi muda diberikan ruang untuk terlibat, berkreasi, dan merayakannya," pungkas Bupati Sujiwo menutup pernyataannya.
Artikel Terkait
Revitalisasi Cerita Rakyat Nusantara: Strategi Pemerintah DKI Hadapi Era Digital
Mikul Dhuwur Mendem Jero: Makna, Distorsi, dan Kritik Firman Tendry
Bripka Laode Abdul Salman Tewas Ditikam Paman: Kronologi Lengkap dan Profil Korban
Protes & Vandalisme di Istana Meksiko: Gerbang Dicoret, Presiden Sheinbaum Disorot