Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan, Arif Rahman Hakim, menyatakan kekecewaannya terhadap kinerja Dinas Lingkungan Hidup. Menurutnya, perusahaan yang diduga sebagai sumber pencemaran sudah sering menimbulkan masalah lingkungan.
"DLH jangan hanya datang untuk dokumentasi tanpa tindakan lanjutan. Warga berhak hidup dengan udara bersih," tegas Arif. Ia berjanji akan membawa masalah ini ke pimpinan DPRD dan Komisi II yang membidangi industri dan lingkungan.
Kurangnya Kepercayaan Warga Terhadap Tindakan DLH
Meskipun petugas DLH telah beberapa kali turun ke lokasi, warga menilai kunjungan tersebut tidak membawa perubahan berarti. Saepudin menyatakan ketidakpuasan terhadap respons pemerintah yang dianggap lamban.
Warga menduga debu berasal dari pabrik yang menggunakan bahan bakar batu bara dengan cerobong tinggi. Aktivitas pembakaran diduga dilakukan pada malam hari saat pengawasan lebih longgar.
Desakan Penyelesaian Masalah Pencemaran Udara
Masyarakat Kaliabang Bahagia, Rawa Bambu, dan sekitar pondok pesantren terus hidup dalam kekhawatiran. Dampak kesehatan pada anak-anak dan beban membersihkan rumah setiap hari menjadi tekanan tambahan bagi warga.
Mereka mendesak Pemerintah Kota Bekasi melalui DLH untuk mengambil langkah tegas dan memberikan solusi permanen, bukan sekadar kunjungan tanpa tindakan nyata. "Ini kejadian berulang yang membutuhkan penyelesaian segera," pungkas Arif Rahman Hakim.
Artikel Terkait
Rapor Merah TKA 2025: Saat Ruang Kelas Kehilangan Roh Mendidik
Serangan Drone Guncang Kediaman Putin di Tengah Masa Genting Perundingan
Bencana Sumatera: Alarm Mahal dari Pembangunan yang Abai Lingkungan
Gempa 2,5 Magnitudo Guncang Gayo Lues Dini Hari