Pemerintah Kaji Amnesti dan Abolisi Tambahan untuk Tersangka dan Narapidana
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Hukum dan HAM (Kemenkumham) sedang melakukan pengkajian mendalam mengenai pemberian amnesti dan abolisi tambahan. Kebijakan ini ditujukan bagi narapidana serta individu yang masih berstatus tersangka dalam berbagai perkara hukum. Langkah ini merupakan kelanjutan dari pemberian amnesti dan abolisi sebelumnya yang diberikan Presiden Prabowo Subianto kepada lebih dari 1.178 orang.
Amnesti dan Abolisi untuk Kepastian Hukum
Menteri Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra, menegaskan bahwa kebijakan amnesti dan abolisi ini sangat penting untuk menciptakan kepastian hukum di Indonesia. Menurut Yusril, banyak terjadi kasus hukum dimana status seseorang sebagai tersangka tidak memiliki kejelasan, baik karena tidak ditahan maupun tidak dilanjutkan proses hukumnya.
Yusril menjelaskan, status tersangka yang menggantung tersebut menimbulkan berbagai dampak negatif. Individu yang bersangkutan seringkali mengalami kesulitan dalam mengurus dokumen administratif seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), mendirikan perusahaan, atau bahkan hingga urusan pemakaman bagi yang telah meninggal dunia.
Artikel Terkait
Polres Bogor Tangkap 2 Pelaku Pembunuhan Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi Saat Ritual Paniisan
Pengakuan Mengejutkan Mantan Tahanan Israel: Hamas Perlakukan Saya dengan Manusiawi
Putusan MK Batasi Hak Tanah IKN: Dari 190 Tahun Turun Jadi 35 Tahun
15 Pelajar SMP di Surabaya Positif Narkoba, BNN Jatim Ungkap Fakta Miris