Kemenangan Mamdani didukung oleh kampanye media sosial yang agresif. Video-video pendeknya yang menjelaskan ide-ide politik berhasil viral dan menarik perhatian pemilih muda. Ia juga menekankan pembiayaan kampanye melalui donor kecil, sebagai bentuk penolakan terhadap pengaruh uang besar dalam politik.
Joanne Grill (62), salah satu pendukung, menyatakan bahwa kemenangan ini adalah kemenangan "orang-orang kecil" atas para miliarder.
Kontroversi dan Tantangan dari Donald Trump
Mamdani kerap menjadi sorotan karena pembelaannya terhadap Palestina. Ia bahkan pernah menjanjikan akan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika datang ke New York. Sikap ini membuat lobi Israel dan para pengusaha mengucurkan dana besar untuk mengalahkannya.
Presiden AS Donald Trump secara terbuka mengkritik dan mengancam akan menahan dana federal untuk New York jika Mamdani terpilih. Trump menyebut Mamdani sebagai "kandidat komunis" dan "pembenci Yahudi".
Dalam pidato kemenangannya, Mamdani membalas tantangan Trump dengan mengatakan, "Naikkan volumenya," dan menegaskan bahwa New York akan menunjukkan cara mengalahkan Trump.
Angka Pemilih dan Rekor Sejarah
Pemilihan wali kota New York kali ini mencetak rekor partisipasi pemilih. Hingga sore hari, hampir 1,5 juta orang telah memberikan suara, melampaui total suara dalam pemilihan wali kota NYC dalam 20 tahun terakhir. Dewan Pemilihan Umum NYC menyatakan jumlah pemilih akhir melampaui angka 2 juta, suatu pencapaian yang belum terjadi sejak 1989.
Hasil polling sementara menunjukkan Mamdani unggul dengan 50% suara, sementara Andrew Cuomo memperoleh 41%.
Artikel Terkait
Zohran Mamdani: Wali Kota Pertama Penganut Syiah di NYC yang Dikritik Trump
Ghazala Hashmi: Sejarah Tercipta, Letnan Gubernur Muslim Pertama di AS dari Virginia
Bahasa Indonesia Resmi Jadi Bahasa Kerja UNESCO: Sejarah Baru Diplomasi di Sidang Umum ke-43
Netanyahu Dituding Gunakan Retorika Holocaust untuk Alat Propaganda, Picu Gelombang Penyangkalan Baru